Minggu, 29 Juli 2012

Ilmuwan Hasilkan Sel Surya Dari Serpihan Rumput dan Dedaunan

Bayangkan jika Anda membuat sel surya sendiri secara murah dari rerumputan dan dedaunan yang tersedia banyak di sekeliling Anda untuk menghasilkan listrik yang murah juga? Bahkan caranya pun mudah, cukup dengan memangkas rerumputan di halaman dan mencampurnya denngan sejenis bahan kimia kemudian menyapukannya ke dinding ataupun atap rumah layaknya cat, Anda sudah memiliki sel surya. Mimpi inilah yang telah dirintis berbagai ilmuwan di seluruh dunia. Mimpi ini pun setahap demi setahap berubah menjadi kenyataan.



Biophotovoltaic atau lebih akrabnya disebut dengan sel surya bio adalah sel surya yang dibuat dari bahan-bahan organik terutama tetumbuhan. Sel surya jenis ini langsung memanfaatkan sistem fotosintesa yang sudah dimiliki tumbuhan pada dedaunannya untuk mengubah energi surya menjadi listrik. Perkembangan terakhir, sel surya ini masih mencapai efisiensi yang masih sangat rendah.

Meski sangat rendah, perkembangan tersebut masih terus berlanjut. Kabar baiknya, belum lama ini seorang ilmuwan dari Massachusset Institute of Technology (MIT) telah berhasil membuat terobosan dengan riset yang hasilnya telah dipublikasikan di jurnal Scientific Reports.

Penelitiannya mengantarkan sel surya ini mencapai efisiensi sebesar 0,1%. Mungkin angka 0,1% tersebut tidak berarti apa-apa. Dan memang, menurut Andreas Mershin, peneliti MIT yang melakukan riset tersebut, 0,1% belum bisa diaplikasikan. Tetapi menurutnya, 0,1% adalah peningkatan 10.000 kali dari pencapaian efisiensi sel surya bio generasi sebelumnya.

Jalan panjang masih harus ditempuh sel surya ini. Masalah efisiensi dan ketahanan terhadap kondisi dan temperatur masih memerlukan penyelesaian, seperti yang ditulisnya dalam makalahnya. Tapi hasil riset tersebut tetap memberikan jalan terang bagi riset-riset selanjutnya.
scientific reports

Kyosemi Tawarkan Pengganti PLTS Berpenjejak Matahari

Membuat sebuah panel sel surya membutuhkan teknologi yang relatif canggih. Tetapi kecanggihan tersebut ternyata hanya menghasilkan sebuah panel sel surya datar yang efisiensinya pun tergantung posisi matahari terhadapnya. Datarnya panel surya ini dimulai karena wafer yang digunakan untuk membuat sel surya sudah dalam bentuk lembaran datar.

Panel surya datar memang mudah dalam proses pembuatannya, hanya saja untuk mendapatkan efisiensi maksimum dari sebuah panel sel surya, dibutuhkan sebuah metode untuk penjejak sinar matahari.

Metode ini jelas meningkatkan efisiensi sebuah panel surya. Tetapi kehadiran motor listrik tentu akan menambah mahal biaya investasi sebuah panel surya yang juga sudah mahal.

Berangkat dari hal tersebut, sebuah perusahaan Jepang bernama Kyosemi mengembangkan sebuah sel surya mikro yang mempunyai bentuk berbeda dari umumnya sel surya yang ada saat ini.


Jika saat ini sel surya konvensional diproduksi dalam bentuk lembaran kecil yang datar serta sel surya dengan teknologi thin film telah mampu dibuat untuk mengikuti bentuk dari suatu media dimana ia akan dipasang, maka Kyosemi justru membuat sel surya berbentuk bola-bola mikro atau micro spherical.

Produk sel surya yang oleh Kyosemi diberi nama
spherical micro solar ini pada akhirnya bisa dibuat menjadi berbagai macam bentuk, mulai setengah bola, lembaran melengkung dan sebagainya.

Menurut Kyosemi, sel surya spherical ini memiliki banyak keuntungan dibanding sel surya konvensional. Diantaranya adalah pemanfaatan
wafer silikon secara optimal.

Kyosemi menjelaskan bahwa tidak ada bagian dari serpihan wafer silikon yang terbuang, karena semuanya diubah menjadi sel surya
spherical dengan mencairkan semua silikon dalam bentuk butiran-butiran kecil berukuran sama. Butiran-butiran kecil tersebut kemudian diberi lapisan P-N pada permukaannya menjadi sebuah sel surya bola mikro yang siap dihubungkan antara satu dengan lainnya untuk membentuk sebuah panel sel surya.

Selain tidak ada lagi serpihan wafer silikon yang terbuang, teknologi sel surya
spherical ini juga mampu mengubah sinar matahari, baik yang mengenainya melalui pantulan atau secara langsung, menjadi listrik dengan efisiensi sebesar 20% lebih besar dibandingkan sel surya konvensional.

Akankah Karbon Dioksida Menjadi Geothermal Masa Depan?

Emisi karbon yang dituding sebagai salah satu penyebab perubahan iklim, masih menjadi perhatian para ilmuwan di berbagai belahan dunia. Salah satu metode yang dianggap bisa mengatasi masalah tersebut adalah carbon capture storage, dimana karbon ditangkap dan kemudian disimpan jauh ke dalam tanah.


 Hanya saja ada satu kekurangan dari metode tersebut yaitu hanya menangkap dan menyimpan karbondioksida ke dalam perut bumi. Setidaknya hal itu menurut beberapa ilmuwan yang telah mengembangkan metode-metode yang lebih baik. Metode-metode baru tersebut bisa menyimpan karbondioksida dan kemudian memanfaatkannya untuk menghasilkan energi kembali.

Diantaranya adalah Martin Saar dan Jimmy Randolph dari University of Minnesota. Keduanya menggunakan metode berbasis carbon capture storage konvensional untuk mengembangkan metode mereka sendiri yang dikenal dengan CO2-plume geothermal (CPG). Sesuai namanya, metode tersebut juga sekaligus menghasilkan energi geothermal dari hasil pemanasan gas karbondioksida di dalam perut bumi. Riset mereka mendapatkan dana sebesar $600,000 dari University of Minnesota Institute on the Environment’s Initiative for Renewable Energy and the Environment (IREE).

Tidak lama berselang, tim ilmuwan di Lawrence Berkeley National Laboratory juga melakukan hal yang pada prinsipnya sama. Tim tersebut mendapatkan dana sebesar $5 million dari Departemen of Energy untuk mengembangkan metode yang memanfaatkan karbondioksida sebagai fluida kerja dalam sistem geothermal yang pada umumnya menggunakan air.

Keduanya memiliki kesamaan, menggantikan air dengan karbon dioksida sebagai fluida kerja dalam sistem pembangkit listrik geothermal. Jika gas karbon dioksida tersebut menyentuh batuan panas di dalam perut bumi, maka gas tersebut akan mengembang dan menghasilkan tekanan besar untuk menggerakkan generator.

Metode-metode ini tentunya memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih jauh, jika tidak maka tidak ada penyandang dana yang mau membiayai riset mereka. Selain sebagai penangkap karbon, metode ini juga digunakan sebagai pembangkit listrik geothermal. Karena tidak membutuhkan air layaknya pembangkit geothermal konvensional, maka pembangkit sejenis itu bisa dibangun di lokasi yang tandus dan kering. Dan tentunya tidak akan terjadi scaling seperti pembangkit geothermal konvensional.

Metode-metode tersebut memang menjanjikan, tetapi sepertinya masih membutuhkan jalan yang relatif panjang untuk mencapai kesempurnaannya, walau teknologi pembangkit listrik geothermal saat ini sudah berada di tahap kematangannya. Material turbin yang tepat serta teknologi cooling tower adalah beberapa tantangan yang harus dipecahkan.

Sabtu, 21 Juli 2012

Perancis Operasikan Pembangkit Listrik Arus Laut Terbesar Di Dunia




Perancis akan menjadi negara pertama di dunia yang memiliki pembangkit listrik terbesar yang memanfaatkan arus laut. Pembangunan pembangkit listrik tersebut akan diselesaikan di lepas pantai Perancis tidak jauh dari Paimpol-Bréhat, Inggris di tahun 2012.

Électricité de France (EDF), perusahaan listrik Perancis menggandeng OpenHydro untuk menyelesaikan proyek pembangkit yang pembangunannya dimulai sejak tahun 2008 lalu.
OpenHydro-Tidal-Turbine
Turbin arus laut OpenHydro yang akan dipasang di lepas pantai Perancis.

OpenHydro dikenal sebagai perusahaan Irlandia yang fokus pada pengembangan teknologi arus laut. Untuk proyek itu OpenHydro mempersiapkan empat buah turbin arus laut seberat 850 ton. Di kedalaman 35  meter, setiap turbin yang memiliki diameter 21,6 meter tersebut akan menghasilkan daya sebesar 2 MegaWatt yang cukup melistriki 4.000 rumah di wilayah sekitarnya. EDF rencananya akan menghubungkan pembangkit listrik arus laut tersebut dengan jaringan listrik nasional Perancis.

OpenHydro-Underwater-Tidal-Turbine
 
Ilustrasi turbin arus laut OpenHydro yang ditanam di dasar laut

Untuk menjamin keselamatan kehidupan laut di dalamnya, turbin-turbin tersebut didesain dengan teknologi open center, dimana bagian tengah rotor terbuka. Desain itu akan memberikan kesempatan bagi ikan dan mahluk laut lainnya dapat dengan aman melewati rotor.

source :http://www.planethijau.com 

Bangunan ''hijau'' mengurangi efek gas rumah kaca lebih efisien



Di beberapa negara gas rumah kaca lebih banyak ditimbulkan oleh bangunan. Sebagian negara di Amerika Utara, seperti Kanada dan Meksiko, bangunan lebih banyak menyumbang terjadinya gas rumah kaca.

Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Commission for Environmental Cooperation, yang terdiri dari Kanada, Meksiko dan Amerika Serikat, menyimpulkan bahwa bangunan-bangunan ''hijau'' lebih cepat mengurangi emisi gas rumah kaca dan tidak membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan metode lainnya.

Seperti yang dikutip Canadian Press, hanya sekitar 4% dari bangunan-bangunan yang ada di Amerika Utara bisa dikategorikan ''hijau''. Sedangkan 35% nya dianggap sebagai kontributor terbesar.

Kategori bangunan hijau yang dimaksud antara lain digunakannya sumber-sumber energi terbarukan seperti angin dan surya, menggunakan lampu dan peralatan hemat energi, memperbaiki kondisi penyekat udara, menggunakan pendinginan udara pasif dan lain sebagainya.

Jonathan Westeinde yang juga menjadi ''team leader'' dari studi tersebut, menambahkan bahwa yang dimaksud dengan bangunan ''hijau'' bukanlah harus selalu bangunan yang baru. Tetapi bangunan lama dan telah mengalami renovasi untuk mendapatkan efek ''hijau'' seharusnya lebih didukung. 

sumber : http://www.planethijau.com

Teknologi plasma ubah sampah menjadi listrik dengan lebih efisien dan ramah lingkungan



Sampah memang terbukti bisa diubah menjadi sumber energi. Baik itu sebagai biomassa ataupun dengan teknologi landfield powerplant yang menggunakan sampah sebagai bahan bakar untuk memanaskan air dan menggerakan turbin.

Jika menggunakan biomassa, maka efisiensi juga masih rendah, karena energi yang dihasilkan tidak sebanding dengan energi yang dibutuhkan.  Teknologi landfield powerplant atau pembangkit listrik berbahan bakar sampah, dianggap lebih efisien, karena semua sampah yang ada digunakan sebagai bahan bakar dan energi yang dihasilkannya juga lebih besar. Hanya saja timbul pertanyaan, bagaimanakah asap dan polusi yang dihasilkan dari pembakaran tersebut?

Teknologi yang kini dianggap lebih efisien adalah dengan menggunakan gasifikasi plasma. Meski teknologi tersebut telah ditemukan lebih dari 40 tahun yang lalu oleh NASA, lembaga antariksa Amerika Serikat, untuk mengatur suhu dalam pesawat ruang angkasa, tetapi aplikasi untuk pembangkit listrik berbahan bakar sampah masih belum banyak di dunia, hanya beberapa negara yang menggunakannya yaitu Jepang dan Amerika Serikat.

Geoplasma, salah satu perusahaan yang mengembangkan teknologi tersebut, berhasil membuat busur api yang jauh lebih efisien untuk menghancurkan sampah dengan gas super panas atau dikenal juga dengan plasma yang dihasilkannya.

Pembangkit listrik yang akan dibangun di Florida akan membakar sampah sebanyak 1.500 ton perhari dan menghasilkan listrik sebesar 60 MW yang sebagian kecilnya digunakan untuk keperluan pembangkit listrik tersebut, setidaknya cukup untuk melistrik rumah sebanyak 50.000.

Gasifikasi plasma bekerja dengan menggunakan busur api listrik untuk memanaskan gas menjadi plasma. Suhu tinggi yang sudah tercipta akan memanaskan sampah menjadi syngas, yang telah bersih dari partikel-partikel. Berikutnya syngas tersebut digunakan untuk memutar turbin guna menghasilkan listrik.


Sampah memang terbukti bisa diubah menjadi sumber energi. Baik itu sebagai biomassa ataupun dengan teknologi landfield powerplant yang menggunakan sampah sebagai bahan bakar untuk memanaskan air dan menggerakan turbin.
 

Jika sampah dimasukkan ke dalam ruang pembakaran dan menerima pemanasan hingga suhu 5.537 derajat Celcius, sampah-sampah organik, cairan, dan kertas akan berubah menjadi gas panas bertekanan.

Uap, sebagai produk sampingannya bisa digunakan kembali untuk menghasilkan listrik. Sementara sampah non-organik seperti logam dan lainnya, akan mencair dan terkumpul di bagian dasar ruang pembakaran tersebut dan bisa digunakan kembali untuk industri logam atau campuran aspal.

Keramahan terhadap lingkungannya? Ternyata emisi yang dihasilkan dengan teknologi plasma juga jauh lebih rendah jika menggunakan incinerator terstandar dan juga mengurangi jumlah methane yang dilepaskan ke udara.
 sumber : http://www.planethijau.com 

Hadirkan Bajaj Di Kebun Binatang

Kebun binatang yang memiliki area yang luas dengan jumlah binatang yang banyak, mempunyai potensi untuk mencukupi kebutuhan energinya sendiri. Energi ini nantinya akan menunjang berbagai fasilitas di dalamnya, seperti angkutan umum ramah lingkungan di dalamnya dan lampu penerangan.



Di kebun binatang, kotoran ternak dalam jumlah besar tentunya menimbulkan masalah tersendiri dalam pengelolaannya, sementara jarak yang jauh juga cukup melelahkan pengunjung untuk melihat semua jenis binatang yang ada. Meski demikian ada solusi dari Denver Zoo di Amerika Serikat yang mungkin bisa ditiru dan diaplikasikan di berbagai kebun binatang besar di Indonesia.


Denver Zoo adalah sebuah binatang yang dikelola pemerintahan kota Denver. Kebun binatang ini termasuk kebun binatang besar dengan luas mencapai 32 hektar dan dihuni 3.500 binatang dari 650 spesies. Dengan jumlah binatang yang sangat banyak, limbah kotorannya pun menjadi masalah.


Untuk mengatasi masalah itu, kebun binatang tersebut mengambil pendekatan yang lebih ramah lingkungan. Mereka mengembangkan sebuah sistem yang mengubah kotoran binatang serta sampah yang ditinggalkan pengunjung menjadi biogas dan memenuhi kebutuhan energinya sendiri.

Langkah pertama yang dilakukan pengelola kebun binatang Denver Zoo adalah dengan mendatangkan Tuk Tuk atau "bajaj" Thailand. Mesin bajaj tersebut dimodifikasi agar bisa menggunakan bahan bakar gas dari kotoran binatang.

Langkah tersebut ternyata berhasil, dan jika proyek kebun binatang Denver tersebut mendapat persetujuan dari pemerintah kota Denver, maka 90% kotoran binatang yang ada di dalamnya akan digunakan sebagai sumber energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan listriknya.

sumber :  http://www.planethijau.com

Jumat, 20 Juli 2012

Bingkai Kata 4


Jika kita berjalan dengan iman dan bukan berjalan dengan penglihatan maka kita akan dituntun terus oleh ALLAH, berjalan untuk maju dan menerima Mujizat. Tetapi jika kita berjalan dengan penglihatan dan bukan dengan iman maka kita akan dituntun oleh keinginan daging kita yang membawa kita pada ketakutan, kekhawatiran, kebimbangan dan kecemasan.


Ya ALLAH, perbaharuilah sikapku sehingga aku dapat hidup sesuai kehendak Mu. Alirilah hatiku dengan cinta Mu, damai, kegembiraan, kebenaran, dan kebaikan sehingga sikapku dapat menjadi berkat bagi semua orang di manapun aku berada.

Kamis, 19 Juli 2012

Bingkai Kata 3

Kagagalan dalam hidup kita boleh membawa kita lebih dekat dengan TUHAN. Kita akan mengalami masa masa dimana kita dapat melihat TUHAN mengulurkan tanganNYA menolong kita. Kita mendapat pengalaman yang luar bisa dalam hidup kita.

Sadarilah bahwa dengan kata kata kita dapat mengubah kehidupan kita dan juga kehidupan orang lain. Apa yang kita katakan selalu maka itulah yang terjadi. Oleh karena itu kita harus menjaga perkataan kita, karena lewat perkataan kita bisa mengancurkan diri kita dan orang lain, tetapi juga bisa memperbaiki diri kita dan orang lain.

Berserah pada ALLAH adalah mempercayakan sepenuhnya kehidupan kita pada NYA. Percaya bahwa ALLAH  akan memberikan kekuatan ditengah tengah kelelahan, kelemahan, penderitaan dan cobaan yang sedang kita hadapi. Percaya bahwa ALLAH memberikan jalan keluar, jawaban ataupun hikmah dari segala persoalan kita sehingga kita dapat mengatasinya.


Ya ALLAH, perbaharuilah sikapku sehingga aku dapat hidup sesuai kehendak Mu. Alirilah hatiku dengan cinta Mu, damai, kegembiraan, kebenaran, dan kebaikan sehingga sikapku dapat menjadi berkat bagi semua orang di manapun aku berada.

Minggu, 15 Juli 2012

Bingkai Kata 2

Jika kita mengutamakan TUHAN di atas segalanya, maka TUHAN menyediakan segala yang kita perlukan. Ketika kita mengejar Berkat, maka kita akan kehilangan NYA, kita kehilangan damai sejahtera. Tetapi biarlah kita mengejar TUHAN yang empunya segala Berkat yang ada di alam semesta ini, maka semuanya itu akan diberikanNYA.
 email : gamma.ray18@gmail.com
 WANITA KU. click disini