Gamma-Ray; Kacang Kara Benguk |
Bagi yang pernah melewatkan masa kecil di kampung, tanaman kara benguk tentu tidak asing lagi. Bijinya yang sering dibuat tempe benguk atau dimainkan sebagai biji congklak ini ternyata punya beragam khasiat untuk bagi kejantanan pria.
Nama kara benguk (Mucuna pruriens) mungkin hanya populer di Jawa Tengah dan sekitarnya. Namun tanaman ini sebenarnya bisa ditemukan di seluruh Indonesia meski namanya berbeda seperti kacang babi atau kacang kowas (Sunda), kekara juleh (Maluku) atau bhengok (Madura).
Tanaman yang tergolong kacang-kacangan ini tumbuh merambat pada batang pohon lain di dekatnya. Batang, daun dan permukaan kulit buahnya dilindungi semacam bulu sehingga sangat mirip dengan biji kedelai, hanya saja ukurannya jauh lebih besar.
Selain di Indonesia, tanaman ini tersebar di hampir semua wilayah beriklim tropis mulai dari India, Thailand, Afrika hingga Amerika Tengah. Di negara lain, kara benguk juga dikenal dengan nama Velvet bean, Yokohama bean, Bengal bean, Buffalo bean atau Cowitch bean.
Jika di Indonesia kara benguk lebih sering diolah menjadi tempe benguk, beberapa tradisi di luar negeri punya cara sendiri untuk mengolahnya. Tak hanya cara pengolahannya yang unik, tujuan pengolahannya juga cukup menarik yakni untuk mendongkrak gairah seks pria.
Misalnya di Brazil, biji kara benguk disangrai, digerus hingga halus lalu diseduh dengan air panas seperti kopi. Masyarakat setempat meyakini kopi dari biji kara benguk mampu mengurangi gejala tremor atau gemetar pada parkinson serta bisa mengatasi impotensi.
Bukan hanya bijinya yang bisa dimanfaatkan, daun kara benguk yang sudah dikeringkan juga bermanfaat untuk meningkatkan gairah seks pria. Caranya dengan merajangnya seperti tembakau, lalu dibakar dan dihisap dengan pipa atau dibungkus kertas rokok.
Khasiat biji kara benguk untuk kejantanan pria pernah dibuktikan dalam sebuah penelitian di India. Penelitian tersebut menyimpulkan, konsumsi 5 gram kara benguk rebus tiap hari bisa meningkatkan jumlah sel sperma sehingga makin poten untuk membuahi sel telur.
Sementara itu di Thailand, praktik pengobatan tradisional dengan kara benguk sudah berlangsung berabad-abad lamanya. Supaporn Pitiporn, ahli farmasi dari Rumah Sakit Chao Phya Abhaibhubejhr di Prachinburi Thailand mengatakan, kara benguk cukup potensial untuk dikembangkan sebagai pengganti viagra.
"Praktisi herbal di Thailand sejak lama menggunakan tanaman ini untuk membangkitkan gairah seks pria dan mengatasi disfungsi ereksi. Namun sayang, sampai sekarang belum banyak penelitian medis utnuk mengembangkannya sebagai obat moderen," ungkap Supaporn seperti dikutip dari BangkokPost .
Di Indonesia sendiri, kara benguk lebih sering diolah sebagai tempe benguk yang mudah dikenali dari warnanya yang kehitaman, bijinya yang besar-besar dan lebih keras dibandingkan tempe kedelai. Sama seperti tempe kedelai, tempe benguk juga sangat diminati karena kandungan proteinnya yang tinggi.
Nama kara benguk (Mucuna pruriens) mungkin hanya populer di Jawa Tengah dan sekitarnya. Namun tanaman ini sebenarnya bisa ditemukan di seluruh Indonesia meski namanya berbeda seperti kacang babi atau kacang kowas (Sunda), kekara juleh (Maluku) atau bhengok (Madura).
Tanaman yang tergolong kacang-kacangan ini tumbuh merambat pada batang pohon lain di dekatnya. Batang, daun dan permukaan kulit buahnya dilindungi semacam bulu sehingga sangat mirip dengan biji kedelai, hanya saja ukurannya jauh lebih besar.
Selain di Indonesia, tanaman ini tersebar di hampir semua wilayah beriklim tropis mulai dari India, Thailand, Afrika hingga Amerika Tengah. Di negara lain, kara benguk juga dikenal dengan nama Velvet bean, Yokohama bean, Bengal bean, Buffalo bean atau Cowitch bean.
Jika di Indonesia kara benguk lebih sering diolah menjadi tempe benguk, beberapa tradisi di luar negeri punya cara sendiri untuk mengolahnya. Tak hanya cara pengolahannya yang unik, tujuan pengolahannya juga cukup menarik yakni untuk mendongkrak gairah seks pria.
Misalnya di Brazil, biji kara benguk disangrai, digerus hingga halus lalu diseduh dengan air panas seperti kopi. Masyarakat setempat meyakini kopi dari biji kara benguk mampu mengurangi gejala tremor atau gemetar pada parkinson serta bisa mengatasi impotensi.
Bukan hanya bijinya yang bisa dimanfaatkan, daun kara benguk yang sudah dikeringkan juga bermanfaat untuk meningkatkan gairah seks pria. Caranya dengan merajangnya seperti tembakau, lalu dibakar dan dihisap dengan pipa atau dibungkus kertas rokok.
Khasiat biji kara benguk untuk kejantanan pria pernah dibuktikan dalam sebuah penelitian di India. Penelitian tersebut menyimpulkan, konsumsi 5 gram kara benguk rebus tiap hari bisa meningkatkan jumlah sel sperma sehingga makin poten untuk membuahi sel telur.
Sementara itu di Thailand, praktik pengobatan tradisional dengan kara benguk sudah berlangsung berabad-abad lamanya. Supaporn Pitiporn, ahli farmasi dari Rumah Sakit Chao Phya Abhaibhubejhr di Prachinburi Thailand mengatakan, kara benguk cukup potensial untuk dikembangkan sebagai pengganti viagra.
"Praktisi herbal di Thailand sejak lama menggunakan tanaman ini untuk membangkitkan gairah seks pria dan mengatasi disfungsi ereksi. Namun sayang, sampai sekarang belum banyak penelitian medis utnuk mengembangkannya sebagai obat moderen," ungkap Supaporn seperti dikutip dari BangkokPost .
Di Indonesia sendiri, kara benguk lebih sering diolah sebagai tempe benguk yang mudah dikenali dari warnanya yang kehitaman, bijinya yang besar-besar dan lebih keras dibandingkan tempe kedelai. Sama seperti tempe kedelai, tempe benguk juga sangat diminati karena kandungan proteinnya yang tinggi.
http://www.flucard.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar