Gamma-Ray; www.flucard.blogspot.com |
Sejatinya, tarif Rp0 (nol rupiah) yang ditawarkan operator tidak benar-benar gratis.
Persaingan di industri telekomunikasi selular kian kompetitif. Namun, promosi tarif Rp0 (nol rupiah) menuai kritik. Tak terkecuali dari regulator sendiri. Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) menilai promosi tarif Rp0 yang dilakukan operator telekomunikasi seluler mengarah kepada predatory pricing.
Demikian dikatakan anggota BRTI Nonot Harsono menanggapi persoalan Rp0 tersebut melalui keterangan tertulisnya, Kamis 17 Februari 2011. Jika memang nanti ditemukenali adanya kecenderungan monopoli, BRTI tidak sungkan untuk menegur bahkan menindak secara tegas operator.
Untuk diketahui, predatory pricing adalah tarif atau harga yang bisa membunuh lawan bisnis, terutama pemain bisnis muda atau pemain baru.
"Ini bisa dikategorikan ke dalam persaingan tidak sehat. Apabila mereka (operator) bergeming, maka kesempatan untuk membawa kasus tersebut ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terbuka lebar," kata Nonot.
Seharusnya, lanjut dia, operator sudah memahami hal ini. Tetapi, kemungkinan ada faktor kesengajaan karena takut bersaing dengan lawan usaha.
Senada dengan BRTI, Indonesia Telecommunication User Group menyayangkan adanya sejumlah operator telekomunikasi yang memberikan promosi tarif Rp0 atau gratis. Tarif ini dinilai menjebak pelanggan.
"Pengguna telekomunikasi sebaiknya lebih teliti terhadap tawaran operator yang cenderung berlindung di balik bahasa iklan. Mereka sengaja melakukan misleading atau penyesatan informasi," ujar Nurul Budi Yakin, Ketua Umum Idtug.
Menurutnya, tak sedikit operator selular yang menawarkan tarif Rp0 pada pelanggannya untuk menelpon ke nomor operator selular lain. Namun, tarif Rp0 ini dinilainya hanya membodohi pengguna telekomunikasi. Kata-kata 'gratis' selalu menarik perhatian konsumen.
Seperti diketahui, harga Rp0 yang ditawarkan operator umumnya memiliki syarat dan ketentuan yang cukup minim sosialisasinya. Tarif Rp0 biasanya hanya berlaku setelah menit tertentu dan berakhir pada menit tertentu juga.
"Jadi, tidak ada yang betul-betul Rp0. Yang paling murah hanya nelepon on-net pada pukul 00:00-11:00, di mana pelanggan dikenakan tarif Rp100/10 detik, selanjutnya gratis. Atau ada juga yang hanya memberi free Rp0 untuk 30 detik pertama. Di sini pelanggan harus lebih cermat dan teliti," ujar Nurul.
Demikian dikatakan anggota BRTI Nonot Harsono menanggapi persoalan Rp0 tersebut melalui keterangan tertulisnya, Kamis 17 Februari 2011. Jika memang nanti ditemukenali adanya kecenderungan monopoli, BRTI tidak sungkan untuk menegur bahkan menindak secara tegas operator.
Untuk diketahui, predatory pricing adalah tarif atau harga yang bisa membunuh lawan bisnis, terutama pemain bisnis muda atau pemain baru.
"Ini bisa dikategorikan ke dalam persaingan tidak sehat. Apabila mereka (operator) bergeming, maka kesempatan untuk membawa kasus tersebut ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terbuka lebar," kata Nonot.
Seharusnya, lanjut dia, operator sudah memahami hal ini. Tetapi, kemungkinan ada faktor kesengajaan karena takut bersaing dengan lawan usaha.
Senada dengan BRTI, Indonesia Telecommunication User Group menyayangkan adanya sejumlah operator telekomunikasi yang memberikan promosi tarif Rp0 atau gratis. Tarif ini dinilai menjebak pelanggan.
"Pengguna telekomunikasi sebaiknya lebih teliti terhadap tawaran operator yang cenderung berlindung di balik bahasa iklan. Mereka sengaja melakukan misleading atau penyesatan informasi," ujar Nurul Budi Yakin, Ketua Umum Idtug.
Menurutnya, tak sedikit operator selular yang menawarkan tarif Rp0 pada pelanggannya untuk menelpon ke nomor operator selular lain. Namun, tarif Rp0 ini dinilainya hanya membodohi pengguna telekomunikasi. Kata-kata 'gratis' selalu menarik perhatian konsumen.
Seperti diketahui, harga Rp0 yang ditawarkan operator umumnya memiliki syarat dan ketentuan yang cukup minim sosialisasinya. Tarif Rp0 biasanya hanya berlaku setelah menit tertentu dan berakhir pada menit tertentu juga.
"Jadi, tidak ada yang betul-betul Rp0. Yang paling murah hanya nelepon on-net pada pukul 00:00-11:00, di mana pelanggan dikenakan tarif Rp100/10 detik, selanjutnya gratis. Atau ada juga yang hanya memberi free Rp0 untuk 30 detik pertama. Di sini pelanggan harus lebih cermat dan teliti," ujar Nurul.
http://www.flucard.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar