Gamma-Ray; www.flucard.blogspot.com |
Meningkatnya jumlah anak yang mengidap kanker tentu memprihatinkan, sebab kanker merupakan penyebab dari sekitar 10 persen kematian anak. Di sisi lain, peningkatan ini juga bisa menunjukkan kemajuan dalam hal mendeteksi kanker.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dalam acara peringatan hari kanker anak sedunia 2011 yang digelar Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) di FX Plaza, Senayan, Minggu (13/2/2011).
"Salah satu kendala dalam menangani kanker adalah sulitnya mendeteksi kanker. Peningkatan jumlah kasus, khususnya pada anak-anak bisa berarti memang jumlah penderitanya meningkat. Namun bisa juga berarti peningkatan dalam hal kemampuan mediagnosis," ungkap Menkes.
Menurut catatan WHO, kejadian kanker pada anak cenderung meningkat dibandingkan 2 dasawarsa terdahulu. Dari 6,25 juta kasus kanker yang baru terdiagnosis setiap tahunnya, 4 persen atau sekitar 250 ribu di antaranya adalah anak-anak.
Di Indonesia sendiri, kanker diderita oleh sekitar 150 dari 1 juta anak-anak atau sekitar 2-3 persen dari jumlah kasus pada seluruh rentang usia. Oleh karena itu, diperkirakan setiap tahun ada 4.100 kasus baru pada anak di seluruh Indonesia.
Bila dibandingkan dengna jumlah kasus pada orang dewasa, kanker pada anak secara global di seluruh dunia memang tidak terlalu besar karena hanya sekitar 2-4 persennya. Namun dari jumlah ptersebut, kanker telah menjadi pemicu pada 10 persen kasus kematian anak.
Menkes menambahkan, jenis kanker yang paling banyak menyerang anak-anak pada saat ini adalah leukemia atau kanker sel darah putih. Kanker mata menempati urutan berikutnya dan menyebabkan banyak anak menjadi buta permanen.
Dalam peringatan Hari Kanker Anak Sedunia kali ini, YOAI sekaligus menyosialisasikan gold ribbon atau pita emas sebagai lambang resmi kanker anak internasional. Warna emas dipilih karena seperti logam mulia, sebagai lambang bahwa anak-anak begitu berharga dan perlu dijaga dari risiko kanker yang mematikan.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dalam acara peringatan hari kanker anak sedunia 2011 yang digelar Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) di FX Plaza, Senayan, Minggu (13/2/2011).
"Salah satu kendala dalam menangani kanker adalah sulitnya mendeteksi kanker. Peningkatan jumlah kasus, khususnya pada anak-anak bisa berarti memang jumlah penderitanya meningkat. Namun bisa juga berarti peningkatan dalam hal kemampuan mediagnosis," ungkap Menkes.
Menurut catatan WHO, kejadian kanker pada anak cenderung meningkat dibandingkan 2 dasawarsa terdahulu. Dari 6,25 juta kasus kanker yang baru terdiagnosis setiap tahunnya, 4 persen atau sekitar 250 ribu di antaranya adalah anak-anak.
Di Indonesia sendiri, kanker diderita oleh sekitar 150 dari 1 juta anak-anak atau sekitar 2-3 persen dari jumlah kasus pada seluruh rentang usia. Oleh karena itu, diperkirakan setiap tahun ada 4.100 kasus baru pada anak di seluruh Indonesia.
Bila dibandingkan dengna jumlah kasus pada orang dewasa, kanker pada anak secara global di seluruh dunia memang tidak terlalu besar karena hanya sekitar 2-4 persennya. Namun dari jumlah ptersebut, kanker telah menjadi pemicu pada 10 persen kasus kematian anak.
Menkes menambahkan, jenis kanker yang paling banyak menyerang anak-anak pada saat ini adalah leukemia atau kanker sel darah putih. Kanker mata menempati urutan berikutnya dan menyebabkan banyak anak menjadi buta permanen.
Dalam peringatan Hari Kanker Anak Sedunia kali ini, YOAI sekaligus menyosialisasikan gold ribbon atau pita emas sebagai lambang resmi kanker anak internasional. Warna emas dipilih karena seperti logam mulia, sebagai lambang bahwa anak-anak begitu berharga dan perlu dijaga dari risiko kanker yang mematikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar