Jumat, 25 November 2011

Batam Ribut masalah UMK 2012

TNI Turun Tangan.. Batam Kembali Aman

Situasi mencekam akibat pengrusakan dan pembakaran sejumlah pos Polisi di sekitar wilayah Jodoh dan Nagoya tidak berlangsung lama. Pemilik toko yang sebelumnya menutup toko mereka selama aksi massa yang berlangsung siang hari itu, kembali membukanya menjelang magrib. 


Meski begitu para pengusaha ini sedikit khawatir akan ada aksi susulan setelah peristiwa mencekam itu. Para pengusaha ini hanya membuka usahanya dengan pintu setengah terbuka, namun beberapa toko di antaranya sudah berani membuka seluruh pintu toko.

Kepecayaan diri para pengusaha untuk kembali membuka toko mereka setelah adanya bantuan keamanan dari Yonif 134 membantu mengamankan pusat bisinis di Batam itu.

"Kami tahu mereka hanya serang Pos Polisi saja, tapi khawatir juga jangan-jangan toko kita juga ikut diserang makanya pada tutup semua," kata Rudi pemilik toko di Jodoh.

Ada dua truk anggota TNI yang diterjunkan ke wilayah itu. Dari puluhan anggota tersebut, dibagi dalam beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan tujuh personil.

Setiap kelompok tiga anggota dilengakapi dengan senjata api laras panjang sedangkan sisanya bersenjatakan pentungan. Kelompok-kelompok ini disebar untuk mengamankan obyek-obyek vital seperti perbankan dan toko emas.
Kapolda Kepri Brigjen Pol Raden BW, melalui Kabid Humas, AKBP Harono menyayangkan peristiwa kamis Siang itu. Dia menilai aksi demo buruh yang berujung dengan tindakan melakukan pembakaran-pembakaran adalah tindakan kurang terpuji.

Dia mengimbau kepada seluruh masyarakat Kepri dan Batam pada khususnya untuk tidak terprovokasi, tidak mudah terhasut untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang akan mengganggu keamanan.

"Kesejahteraan merupakan harapan kita semua. Bapak Kapolda harapkan agar semua komponen dan lapisan masyarakat dapat mendahulukan atau mengutamakan masalah keamanan karena keamanan merupakan salah satu faktor dalam mewujudkan kesejahteraan," kata Hartono melalui pesan singkat kepada Tribun. 
Kawasan Ekonomi Batam Tutup Lebih Awal

Hingga saat ini sejumlah pasukan dari Brimob sudah berhasil mengamankan dan melakukan pemantauan di sejumlah kawasan ekonomi yangada di kota Batam.

Dari pantauan Tribunnews Batam, terlihat di kawasan Nagoya aparat kepolisian sudah memasang brikade di sejumlah titik dimana sebelumnya kawasan tersebut sempat menjadi amuk massa dari pekerja denga cara merusaknya dengan melempari batu.

Dari aksi tersebut, sejumlah pengunjuk rasa berhasil membakar dan menghancurkan satu unit mobil kijang milik Dinas DKP Batam dengan bernomor polisi pemerintah (plat merah) di simpang lampu merah Nagoya Hill.

Mobil tersebut dicegat dan dibakar ketika sedang melintas disana. Bahkan, Satu Pos Polisi (Pospol) tak jauh dari Nagoya Hill dan Pospol Penuin turut dirusak.

Sementara itu, pemilik kios dan toko yang ada didalam kawasan mal dan pertokoan di kawasan tersebut memilih menutup usahanya lebih aawal untuk menjaga hal yangtak diinginkan.


Pendemo Bakar Pospol dan Motor Polisi

Pos polisi Mukakuning dibakar pekerja. Tidak ada korban jiwa dari pihak kepolisian. Pekerja juga membakar satu unit motor polisi yang tengah diparkir dihalaman samping kiri pospol tersebut.

Pekerja yang emosi semakin menjadi-jadi saat melintas di depan pintu utama kawasan industri Batamindo. Selain mobil dinas pemerintah yang dibakar, pekerja mulai merengsek ke beberapa lokasi menuju Tembesi. 


Pembakaran pospol ini ternyata sudah diantisipasi sebelumnya, sebab satu jam saat suasana di Batam Centre sudah tidak terkendali, seluruh anggota diperintahkan untuk pergi dari pospol.

"Kami semua selamat saat mereka datang. Kami pergi ke kawasan Batamindo, sebelum mereka datang. Kawasan Batamindo masih aman, karena dijaga tentara, tapi motor bang Juntak dibakar," ujar Pardede seorang anggota Pospol Mukakuning kepada Tribunnews Batam, Kamis (24/11/2011) sore.

Emosi yang meluap terlihat dari wajah para pekerja. Mereka seperti sekenanya melakukan aksi anarkis ke beberapa bangunan terutama milik polisi. Luapan ini tidak bisa diredam, karena jumlah pekerja yang banyak.



source : 
Dedy Suwadha
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM

Tidak ada komentar: