TweetDeck selama ini merupakan aplikasi pihak ketiga terpopuler di platform Twitter.
Akhirnya rencana Twitter mengakuisisi TweetDeck kesampaian juga. Jejaring mikroblog itu akhirnya berhasil membeli perusahaan pembuat aplikasi Twitter itu senilai lebih dari US$40 juta (Rp341 miliar).
Finalisasi akuisisi ini telah ditandatangani kedua pihak pada Senin 23 Mei 2011 waktu setempat. Seorang sumber mengatakan bahwa pembelian itu dibayar oleh Twitter dalam bentuk uang tunai dan saham.
Isu pencaplokan TweetDeck oleh Twitter sendiri telah ramai beredar sejak beberapa bulan belakangan. Situs TechCrunch melaporkan bahwa nilai akuisisi ini berkisar antara US$40 juta - US$50 juta.
Selama ini Twitter memang telah beberapa kali mengakuisisi perusahaan pihak ketiga pembuat aplikasi Twitter. Di masa lalu, Twitter juga sempat mengakuisisi Tweetie, atau bermitra dengan TwitPic saat meluncurkan antarmuka baru.
Setelah Co-Founder Twitter, Evan Williams, mundur dan Jack Dorsey kembali menjadi Head of Product, Twitter kini fokus untuk membangun dan mengembangkan berbagai fitur menarik Twitter dan antarmuka.
TweetDeck sendiri, selama ini diketahui sebagai aplikasi pihak ketiga yang paling populer di platform Twitter. Pada Februari lalu, TweetDeck baru saja diakuisisi oleh UberMedia, sebuah perusahaan milik seorang entrepreneur terkenal, Bill Gross.
Bergabungnya TweetDeck ke dalam UberMedia, praktis membuat UberMedia menguasai berbagai aplikasi Twitter, mulai dari UberSocial, Echofon, UberCurrent, hingga TweetDeck sendiri. Berbagai aplikasi ini diperkirakan menguasai hingga 20 persen seluruh tweet yang berseliweran di platform Twitter.
Dengan akuisisi TweetDeck, Twitter berupaya agar posisi UberMedia tak terlalu dominan dan menentukan bagi seluruh ekosistem di Twitter.
Source : CNN
Gamma-Ray ; http://flucard.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar