Minggu, 31 Oktober 2010

Aktivitas Gunung Merapi Masih Tinggi update : 30 oktober 2010


Sleman: Sejak erupsi besar Sabtu (30/10) dini hari, hingga kini keberadaan awan panas belum terdeteksi. Berdasarkan seismograf di pos pemantauan Gunung Merapi, aktivitas gempa multifase dan guguran lava masih terjadi hingga petang ini.

Hal itu membuktikan bahwa magma di dalam perut bumi belum sepenuhnya keluar dan stabil. Petugas juga belum bisa memastikan keberadaan titik api atau kuba lava dan awan panas, akibat kurangnya jarak pandang di menara pemantau.


Aktivitas Merapi yang meningkat membuat warga masih harus bertahan di lokasi di pengungsian. Bahkan, warga di lokasi pengungsian Umbulharjo, ysekitar 10 kilometer dari puncak Merapi harus dievakuasi ke tempat pengungsian Dusun Wikilestari, yang berjarak lebih jauh dari pusat Merapi. Kini, lokasi yang seharusnya menampung 300 orang membludak menjadi 3.000 orang.


 

Merapi tidak hanya membuat ribuan warga diungsikan, sejumlah flora dan fauna, serta hutan lindung seluas 6.400 hektare di sekitar lereng Merapi ikut musnah. Hingga berita ini disusun, status Merapi masih pada level IV atau "awas Merapi".


Magelang: Ribuan warga Boyolali yang mengungsi di SMPN 1 Sawangan, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (30/10), kelaparan. Mereka baru mendapat satu kardus roti sejak tiba semalam.

Para pengungsi yang umumnya wanita dan anak-anak berasal dari Desa Trogolele, Takeran, Tabelan, dan Selo. Sebagian dari mereka menempati ruang kelas dan sebagian lainnya terpaksa berada di serambi gedung sekolah.


Agus, salah seorang pengungsi, mengaku memilih Magelang karena lebih aman dari ancaman Merapi. Pasalnya, tempat tinggal Agus dan para pengungsi lain hanya berjarak tiga hingga empat kilometer dari puncak Merapi. Mereka berharap bantuan makanan dan obat-obatan bisa segera datang.

Merapi tidak hanya membuat ribuan warga diungsikan, sejumlah flora dan fauna, serta hutan lindung seluas 6.400 hektare di sekitar lereng Merapi ikut musnah. Hingga berita ini disusun, status Merapi masih pada level IV atau "awas Merapi".

Sumber : Liputan6

Tidak ada komentar: