Tugas satelit milik badan antariksa Jepang (JAXA) paripurna. Pada Kamis 12 Mei 2011, satelit itu diumumkan mati di orbit, tiga minggu setelah insiden misterius melumpuhkan satelit tersebut.
Daici, dikenal sebagai satelit pengamat bumi (Advanced Land Observing Satellite/ ALOS). Satelit itu diturunkan pada 22 April dengan alasan yang tidak jelas. JAXA berulang kali mencoba menjalin komunikasi dengan Daichi, tapi akhirnya menyerah.
"Kami memutuskan untuk menyudahi operasi ini dengan mengirimkan perintah dari bumi untuk menghentikan transmiter dan baterai pada jam 10:50 siang [waktu Jepang] pada 12 Mei, karena kami menganggap tak mungkin lagi membenahi komunikasi dengan satelit," kata pejabat JAXA.
Pejabat itu mengatakan kematian Daichi (yang berarti tanah) bukan murni kegagalan. Dia menambahkan, pesawat ruang angkasa itu diluncurkan pada Januari 2006 dengan rencana masa aktif tiga tahun. Berarti, pada tahun 2011 ini, ia telah melampaui target semula.
Satelit Daichi bertugas untuk melakukan pengamatan bumi, memetakan planet, memantau sumberdaya alam dan memastikan perubahan di bumi, seperti perambahan hutan. Menurut pejabat JAXA, selama lima tahun masa kerjanya, Daichi telah berhasil menghasilkan 6.5 juta foto planet bumi dari ketinggian sekitar 435 mil (700 km).
Daichi juga telah memainkan peran yang besar dalam memonitor bencana, membantu pemerintah merespon iklim alam, seperti gempa bumi. Setiap tahunnya, satelit ini telah mengamati sekitar 100 wilayah yang dilanda bencana di seluruh penjuru dunia.
Satelit Daichi menghasilkan banyak foto pantai timur Jepang yang sangat berguna setelah dilanianda tsunami pada 11 Maret 2011. Selama pengamatan ini, yang diakhiri dengan bagus pada April, sekaligus tanda kematiannya pertama kali muncul.
Pejabat Jepang mengatakan, JAXA akan melanjutkan investigasi penyebab kematian Daichi pada April lalu.
Daici, dikenal sebagai satelit pengamat bumi (Advanced Land Observing Satellite/ ALOS). Satelit itu diturunkan pada 22 April dengan alasan yang tidak jelas. JAXA berulang kali mencoba menjalin komunikasi dengan Daichi, tapi akhirnya menyerah.
"Kami memutuskan untuk menyudahi operasi ini dengan mengirimkan perintah dari bumi untuk menghentikan transmiter dan baterai pada jam 10:50 siang [waktu Jepang] pada 12 Mei, karena kami menganggap tak mungkin lagi membenahi komunikasi dengan satelit," kata pejabat JAXA.
Pejabat itu mengatakan kematian Daichi (yang berarti tanah) bukan murni kegagalan. Dia menambahkan, pesawat ruang angkasa itu diluncurkan pada Januari 2006 dengan rencana masa aktif tiga tahun. Berarti, pada tahun 2011 ini, ia telah melampaui target semula.
Satelit Daichi bertugas untuk melakukan pengamatan bumi, memetakan planet, memantau sumberdaya alam dan memastikan perubahan di bumi, seperti perambahan hutan. Menurut pejabat JAXA, selama lima tahun masa kerjanya, Daichi telah berhasil menghasilkan 6.5 juta foto planet bumi dari ketinggian sekitar 435 mil (700 km).
Daichi juga telah memainkan peran yang besar dalam memonitor bencana, membantu pemerintah merespon iklim alam, seperti gempa bumi. Setiap tahunnya, satelit ini telah mengamati sekitar 100 wilayah yang dilanda bencana di seluruh penjuru dunia.
Satelit Daichi menghasilkan banyak foto pantai timur Jepang yang sangat berguna setelah dilanianda tsunami pada 11 Maret 2011. Selama pengamatan ini, yang diakhiri dengan bagus pada April, sekaligus tanda kematiannya pertama kali muncul.
Pejabat Jepang mengatakan, JAXA akan melanjutkan investigasi penyebab kematian Daichi pada April lalu.
Source : space.com.
Gamma-Ray ; http://flucard.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar