Kamis, 05 Mei 2011

Ketua BNPT: Osama Tak Perjuangkan Islam

Mengantisipasi teror, BNPT telah melakukan koordinasi dengan Densus 88 dan TNI.
Bahwa Indonesia jadi target serangan teror sudah dibuktikan. Terutama serangan Bom Bali I 2002 lalu, setelah itu rentetan teror mengguncang Indonesia. Tempat hiburan, hotel, gereja, bahkan masjid di dalam kompleks kepolisian menjadu sasaran.

Untuk menanggulangi terorisme di Indonesia, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Inspektur Jenderal (Purn) Ansyaad Mbai, mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror dan TNI.

Selain itu, BNPT menjadi fasilitator deradikalisasi. Namun, pemain utamanya adalah ulama, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI). "Sebab, pemerintah sendiri jadi target kok. Pemerintah itu toghut di mata mereka," kata Ansyaad di Universitas  Paramadina, Jakarta Selatan, Rabu 4 Mei 2011.

Proses deradikalisasi, tambah dia, tak mungkin instan, namun diyakini efektif mengurangi teror. "Hasilnya nggak bisa dilihat  hari ini" kata dia.

Faktor kedua adalah aturan. Ansyaad mengatakan, UU di negara ini harus bisa  memberikan ruang gerak bagi polisi dan keamanan lain untuk  lebih proaktif dalam beraksi. "Nah ini yang nggak ada, kita harus  didorong, harus ada UU sebagai patokan" lanjutnya.

Harus ada UU yang mengatur kewenangan aparat lebih besar. Bagaimana jika dikhawatirkan hal itu bakal menyudutkan Islam? 
"Nah  itu yang tidak bener Islam yang mana saya sudah katakan tadi.  Yang dikatakan Bin Laden memperjuangkan Islam, [sejatinya] bukan itu yang diperjuangkan," kata Ansyaad. "Yang dilakukan Bin Laden justru melanggar Islam."

Terorisme, kata dia, adalah kejahatan kemanusiaan. "Satu serangan  teror yang terjadi yang korban itu bukan hanya masyarakat lokal, tapi masyarakat  seluruh dunia, oleh karena itu seluruh dunia konsen pada terorisme,"  kata dia.

Source : VIVAnews

Gamma-Ray ; http://flucard.blogspot.com

Tidak ada komentar: