Senin, 27 Desember 2010

Mengapa Sulit Mengurangi Garam dari Diet

http://media.vivanews.com/thumbs2/2010/05/03/89089_garam_di_makanan_300_225.jpg
http://www.flucard.blogspot.com
Sekitar 25 persen manusia memiliki kepekaan lebih pada indera pengecapnya.
Sebagian orang yang menjalani diet khusus atau menderita penyakit tertentu biasanya harus mengurangi asupan garam dari makanannya. Tak jarang diet gagal karena tak sanggup mengurangi porsi garam. Mengapa demikian? Studi terbaru menyebut genlah penyebabnya.

Dalam situs Times of India, ilmuwan menemukan, ada orang yang secara genetik cenderung sulit mengurangi porsi garam dalam diet mereka. Menurut penelitian, makanan rendah sodium bagi sebagian lidah orang sangat tidak enak. Orang yang sensitif terhadap rasa pahit cenderung makan lebih banyak garam. Sehingga rasa asin digunakan untuk menyamarkan rasa pahit tersebut.

"Semua orang di dunia memiliki indera perasa yang tidak sama. Dari hasil penelitian kami melihat upaya mengurangi sodium akan jauh lebih sulit," ungkap John Hayes, seorang Biopsikologis di Pennsylvania State University.

Studi juga mengungkap, sekitar 25 persen manusia memiliki kepekaan lebih pada indera pengecapnya. Itu disebabkan adanya perbedaan tonjolan-tonjolan kecil pada kuncup lidah. Orang-orang seperti ini seringkali disebut sebagai 'supertaster'.

Mereka dapat merasakan bahwa lemak lebih gurih, gula lebih manis dan sayuran hijau memiliki rasa lebih pahit. Mereka pun dapat merasakan asinnya garam meski dalam jumlah sedikit dibandingkan orang yang tidak memiliki kepekaan tersebut.


http://www.flucard.blogspot.com

Tidak ada komentar: