Rabu, 18 Mei 2011

Jantung Stop 96 Menit, Pria Ini Tetap Hidup


Howard Snitzer, 54 tahun, membuat sejarah dalam dunia kedokteran. Dia bisa bertahan hidup tanpa detak jantung selama 96 menit. The Wall Street Journal menuliskan peristiwa langka yang terjadi pada Januari lalu itu.

Kejadiannya, bermula saat Snitzer mengalami serangan jantung. Paramedis memasang alat pacu jantung, dan bantuan pernafasan pada Snitzer selama satu setengah jam lebih. Biasanya, seorang pasien yang kehilangan detak jantung selama 20 menit, pasti dinyatakan meninggal. Tapi hal itu rupanya tak berlaku bagi Snitzer.

Tim medis agaknya tak begitu yakin dengan tindakan mereka atas Snitzer. Mereka mencoba terus menyelamatkan nyawa lelaki itu. Lalu satu langkah terakhir dibuat, memberi kejutan ke-12 dengan alat pacu jantung.

Ajaib, jantung Snitzer kembali berdetak, dan kurang dari seminggu kemudian dia telah dikeluarkan dari perawatan intensif. Bahkan, dia tidak menderita kerusakan otak.

Mengapa tim medis itu memberi kejutan jantung?

Mereka rupanya berpegang pada data dari satu alat yang disebut capnograph. Secara normal, alat ini digunakan saat pemberian bius. Mesin itu juga mengukur jumlah CO2 yang dihembuskan pasien. Dari langkah itu, bisa ditentukan berapa jumlah oksigen dalam darah pasien. Saat jiwanya kritis itu, Snitzer rupanya masih punya banyak oksigen. Tim medis pun yakin, pertolongan harus terus diberikan kepadanya.

Pemulihan total itu telah dipublikasikan oleh Mayo Clinic yang dipertegas oleh Snitzer, sang penderita.
Seorang perawat dari Mayo Clinic, Mary Svoboda yang terbang dengan helikopter bersama Snitzer saat dibawa ke klinik tak menyangka keajaiban itu terjadi. Dia merasa aneh dengan apa yang terjadi pada Snitzer. "Snitzer pada dasarnya telah mati," kata Svoboda.

"Dia telah dipasang alat CPR. Jantungnya sudah tak berdegup, dia sudah tak bernafas, dan sudah tak menunjukkan tanda-tanda akan hidup." Apalagi, secara umum hanya 25 sampai 30 persen penderita jantung yang bisa bertahan hidup. Setengah dari mereka, jika selamat, bahkan mengalami penurunan fungsi otak.

Satu suntikan terakhir, satu kejutan elektronik terakhir, dan 20 pasang tangan entah bagaimana telah menyelamatkan Snitzer. Lalu, apa kata lelaki yang bekerja sebagai koki itu? Dia tentu saja gembira. "Saya akan menggemukkan
orang-orang (yang telah menyelamatkannya-red) ini sampai mereka memohon ampun," kata Snitzer. Lelaki yang diduga telah meninggal itu, kini hidup. "Saya menangis," kata Snitzer.

Dia sangat berterimakasih pada tim medis yang menyelamatkan nyawanya itu. "Saya berdoa agar menemukan cara menghormati apa yang Anda semua lakukan untuk saya. Setidaknya saya akan menjalani hidup yang layak, dan sehat," kata Snitzer kepada tim medis.

Source : cbsnews.com/ ozarksfirst.com

Gamma-Ray ; http://flucard.blogspot.com

Tidak ada komentar: