Jumat, 03 Desember 2010

Efek Pestisida Bikin Petani Lebih Cepat Pikun

img


Petani tampaknya harus lebih berhati-hati berurusan dengan pestisida, karena penelitian baru menunjukkan bahwa terkena pestisida untuk jangka waktu lama bisa meningkatkan risiko demensia alias pikun.

Temuan ini berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 614 pekerja kebun anggur di Prancis berusia antara 40 sampai 50 tahun dan telah bekerja di sektor pertanian setidaknya selama 20 tahun.

Petani yang sering terpapar pestisida ini diuji kemampuan intelektualnya sebanyak dua kali, dengan menggunakan sembilan macam tes yang dirancang untuk mengukur memori dan daya ingat, bahasa, kemampuan verbal dan respons terhadap suatu kejadian.

Selama 6 tahun penelitian, ditemukan bahwa petani terpapar pestisida dengan berbagai variasi. Sekitar 20 persen petani tidak pernah terpapar pestisida sama sekali dan lebih dari separuhnya terkena pestisida secara langsung.

Sisanya, secara tidak langsung terpapar pestisida melalui proses pengolahan atau sesaat sebelum mengonsumsi hasil pertanian tersebut.

Hasil 7 dari 9 tes yang dilakukan menunjukkan bahwa petani yang terpapar pestisida secara langsung lima kali lebih cepat mengalami demensia atau kepikunan dibandingkan petani lain.

Petani yang terpapar pestisida secara langsung menunjukkan hasil tes Mini Mental State Examination (MMSE) yang jauh lebih rendah. MMSE adalah tes fungsi kognitif dan sering digunakan untuk menentukan apakah seseorang mengalami demensia.

"Penurunan nilai MMSE ini sangat mencolok, mengingat durasi penelitian yang tergolong singkat dan usia peserta yang relatif muda," jelas Isabelle Baldi dari Institute de Sante Publique d'Epidemiologie, di Bordeaux, Prancis, dilansir Healthday
.

Menurut Baldi, selain meningkatkan risiko demensia, paparan pestisida jangka panjang juga dapat menurunkan fungsi kognitif lebih parah dan berpotensi menyebabkan penyakit neurodegeneratif (penurunan fungsi saraf), seperti Alzheimer.

Temuan ini telah dipublikasikan dalam laporan online Occupational and Environmental Medicine edisi 2 Desember 2010.
http://www.flucard.blogspot.com

Tidak ada komentar: