Minggu, 15 Mei 2011

Dikira Sakit Maag, Ternyata Kena Kanker Usus Besar

Abdullah Al Juffry

Abbdulah tidak menyangka bahwa rasa perih di perut yang dialaminya selama 2 bulan merupakan gejala awal dari kanker usus besar. Semula ia hanya mengira dirinya terkena penyakit maag.

"Awalnya saya kira sakit maag, karena kalau malam terasa perih. Tapi setelah diberikan obat maag tidak juga sembuh," ujar Abdullah Al Juffry dalam acara Patient Gathering Sanofi Aventis 'Kanker Usus Besar Bisa Dicegah' di Hotel Sahid Jaya, Sabtu (14/5/2011).

Kondisi itu ia alami sejak Juni 2001. Setelah 2 bulan tidak juga ada kesembuhan maka sang kakak menganjurkan Abdullah untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut yaitu CT-scan. Ternyata diketahui adanya hambatan di usus besarnya dan pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan adanya kanker usus besar.
"Saat didiagnosis kanker usus besar saya merasa dunia seperti runtuh, mau kiamat. Semua anggota keluarga juga kaget," ungkap pria yang dulu bekerja sebagai praktisi perbankan.

Dokter langsung memutuskan untuk melakukan operasi guna membuang usus yang terkena kanker. Abdullah mencoba untuk menundanya tapi dokter mengungkapkan bahwa usus tersebut harus segera diangkat agar tidak menyebar ke tempat yang lain.

Dua hari setelah dinyatakan terkena kanker usus besar stadium 2B, Abdullah langsung menjalani operasi. Usus yang dipotong dalam operasi itu sekitar 40 cm, hal ini untuk mencegah adanya sel-sel kanker yang menyebar.

"Waktu operasi ternyata di luar dugaan, sakitnya luar biasa. Karena awalnya dokter hanya bilang nanti ususnya yang dipotong disini trus disambung lagi dan sepertinya tidak sakit," ujarnya.

Sekitar 1-2 bulan setelah operasi, Abdullah harus menjalani kemoterapi yang ternyata efeknya jauh lebih dahsyat dibanding saat ia dioperasi. Ia menuturkan rasanya tidak jelas, kalau efek samping dari rontok-rontok itu biasa, ia bahkan sempat sulit untuk berjalan, sulit makan, minum hanya bisa setetes-setetes.

"Support dari keluarga, dukungan dan doa dari orang-orang yang menjenguk itu adalah yang utama. Selain itu keyakinan bahwa ada yang lebih parah dari saya tetap bisa survive, maka itu yang membuat saya yakin," ungkap bapak dari 2 putra dan 1 putri ini.

Abdullah harus menjalani kemoterapi sebanyak 12 kali yang ia lakukan lebih dari setahun, hal ini karena untuk melakukan kemoterapi yang selanjutnya harus menunggu kondisinya membaik terlebih dahulu seperti melihat nilai Hb dan trombositnya.

Setelah operasi dan serangkaian kemoterapi yang ia jalani, Abdullah kembali melakukan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan ulang cukup menggembirakan. Ia dinyatakan negatif terhadap sel-sel tumor.

Namun ia tetap harus melakukan kontrol atau pemeriksaan setiap 6 bulan, lalu meningkat setahun sekali dan sekarang setelah hampir 10 tahun berlalu ia hanya diharuskan untuk kontrol setiap 2 tahun sekali.

Sebelum didiagnosis terkena kanker usus besar, ia terbilang cukup aktif melakukan olahraga seperti renang dan jogging serta sering mengonsumsi sayur-sayuran. Tapi diakui ia memang perokok, dulu ia bisa menghabiskan satu bungkus rokok dalam sehari.

Selain itu dalam riwayat keluarganya juga diketahui ada yang terkena kanker usus besar, yaitu paman dari bapaknya. Kondisi ini yang kemungkinan menjadi faktor risiko dari kanker usus besar.

"Setelah usus saya dipotong dan menjalani kemoterapi dampaknya tidak terlalu besar, hanya sekarang jadi sering buang air besar. Kalau kata orang karena ususnya sudah pendek," ujarnya sambil tertawa.

Abdullah kini terlihat sehat dan bugar dan sudah bisa kembali beraktifitas dengan bekerja sebagai seorang konsultan. Hal ini menunjukkan jika kanker dapat dideteksi lebih dini dan melakukan pengobatan dengan baik, maka peluang kesembuhannya akan lebih besar.

Gejala yang muncul dari kanker usus besar umumnya adalah:
1. Perdarahan pada usus besar yang ditandai dengan adanya darah pada feses   saat buang air besar.
2. Perubahan pola buang air besar seperti menjadi keras, lembek atau kotorannya kecil-kecil.
3. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
4. Rasa sakit di perut atau bagian belakang.
5. Perut masih terasa penuh meski sudah buang air besar.
6. Kadang muncul beberapa gejala umum seperti sembelit, rasa sakit atau kembung di perut.

Source : Vera Farah Bararah - detikHealth

Gamma-Ray ; http://flucard.blogspot.com

Tidak ada komentar: