Kementerian Kesehatan telah mengumumkan daftar 47 merek susu yang dinyatakan bebas bakteri Enterobachter sakazakii. Jika ada merek susu tidak tercantum dalam daftar tersebut, apakah itu berarti tidak layak dikonsumsi? Berikut ini penjelasannya.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, Trihono, MSc mengatakan bahwa surveilance yang dilakukan oleh Kemenkes ini tidak meneliti semua jenis susu formula. Karena fokus bakteri yang diamati adalah E.sakazakii, maka yang diteliti adalah susu formula bayi.
"Yang dimaksud susu formula bayi adalah produk susu yang diperuntukkan secara khusus bagi bayi usia 0-6 bulan. Susu formula yang bukan untuk bayi tidak termasuk dalam penelitian ini," ungkap dr Trihono dalam jumpa pers di Gedung Kemenkominfo, Jumat (8/7/2011).
Penelitian ini mengkhususkan diri pada susu formula bayi, karena bakteri E.sakazakii sangat berbahaya pada bayi khususnya yang lahir prematur atau memiliki berat badan rendah. Pada kondisi demikian, infeksi bakteri tersebut bisa menyebabkan radang selaput otak atau meningitis yang mematikan.
Risiko meningitis pada kondisi yang lain relatif rendah, karena pada dasarnya bakteri E.sakazakii juga bisa ditemukan di mana-mana. Dalam kehidupan sehari-hari, semua orang bisa terpapar namun tidak semuanya akan berkembang menjadi meningitis.
Karena itu jika susu yang tidak tercantum dalam daftar susu bebas E.sakazakii, maka itu berarti susu tersebut bukan susu formula bayi yang tidak diperuntukkan bagi usia 0-6 tahun.
Jadi jika susu si kecil tidak masuk dalam daftar yang dikeluarkan Kemenkes, coba lihat dulu usia si kecil. Jangan-jangan si kecil usianya sudah lebih dari 6 bulan dan susu yang dikonsumsi memang bukan untuk usia 6 bulan ke bawah. Karena anak usia 6 bulan ke bawah diutamakan minum ASI, beberapa produsen susu formula akhirnya memproduksi susu bayi usia 1 tahun ke atas.
Adapun ke-47 merek susu yang sudah dinyatakan bebas bakteri Enterobachter sakazakii untuk usia bayi 0-6 bulan, seperti yang diungkap dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informasi, Jumat (8/7/2011), adalah sebagai berikut.
1. AL 110 (Nestle)
2. Anmum Infacare (Fonterra Brands Indonesia)
3. Bebelac 1 (Nutricia Indonesia)
4. ENFAMIL (Mead Johnson Nutrition-Filipina)
5. Enfamil (Mead Johnson Indonesia)
6. Enfamil A+ (Mead Johnson Indonesia)
7. Enfamil A+ (Mead Johnson Indonesia) beda bets
8. Enfamil A+ HA (Mead Johnson Indonesia)
9. Enfamil A+ O-Lac (Mead Johnson Indonesia)
10. Enfamil A+ PF (Mead Johnson Indonesia)
11. Frisian Flag Tahap 1 (Frisian Flag)
12. Isomil Advance (Abott)
13. Lactogen 1 Klasik (Nestle)
14. Lactogen Gold 1 (Nestle)
15. LACTONA 1 (Mirota KSM)
16. Morinaga BMT (Kalbe Morinaga)
17. Morinaga BMT Platinum 1 (Kalbe Morinaga)
18. Morinaga NL-33 (Kalbe Morinaga)
19. NAN (Nestle)
20. NAN 1 (Nestle)
21. NAN-1 (Nestle Philipine)
22. Neocate (SHS International)
23. Neosure (Abott)
24. Nutricia Bebelac (Nutricia Indonesia Sejahtera)
25. Nutricia Nutrilon (Nutricia Indonesia Sejahtera)
26. Nutrilon (Nutricia Indonesia Sejahtera)
27. Nutrilon Hypo Allergenic (Nutricia Indonesia Sejahtera)
28. Nutrilon Less Lactose (Nutricia Indonesia Sejahtera)
29. Nutrilon Pepti Junior (PBM Nutritionals)
30. Nutrilon Premature (NV Nutricia)
31. Nutrilon Royal (Nutricia Indonesia Sejahtera)
32. Nutrilon Royal 1 (Nutricia Indonesia Sejahtera)
33. Nutrilon Soya (Nutricia Indonesia Sejahtera)
34. pre NAN (Nestle)
35. Progestemil (Mead Johnson)
36. Prosobee (Mead Johnson)
37. S-26 (Wyeth Indonesia)
38. S-26 Gold (Wyeth Indonesia)
39. S-26 PDF Gold (Wyeth Indonesia)
40. SGM 1-Presinutri (Sari Husada)
41. SGM BBLR (SUGIZINDO)
42. SGM BBLR 0-6 bulan (Sari Husada)
43. SGM LLM (Sari Husada)
44. Similac Advance (Abott)
45. Susu Bimbi 1 (Netania Kasih Karunia)
46. Vitalac BL (Sugizindo Bogor)
47. Vitalac Step 1 (Sari Husada)
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, Trihono, MSc mengatakan bahwa surveilance yang dilakukan oleh Kemenkes ini tidak meneliti semua jenis susu formula. Karena fokus bakteri yang diamati adalah E.sakazakii, maka yang diteliti adalah susu formula bayi.
"Yang dimaksud susu formula bayi adalah produk susu yang diperuntukkan secara khusus bagi bayi usia 0-6 bulan. Susu formula yang bukan untuk bayi tidak termasuk dalam penelitian ini," ungkap dr Trihono dalam jumpa pers di Gedung Kemenkominfo, Jumat (8/7/2011).
Penelitian ini mengkhususkan diri pada susu formula bayi, karena bakteri E.sakazakii sangat berbahaya pada bayi khususnya yang lahir prematur atau memiliki berat badan rendah. Pada kondisi demikian, infeksi bakteri tersebut bisa menyebabkan radang selaput otak atau meningitis yang mematikan.
Risiko meningitis pada kondisi yang lain relatif rendah, karena pada dasarnya bakteri E.sakazakii juga bisa ditemukan di mana-mana. Dalam kehidupan sehari-hari, semua orang bisa terpapar namun tidak semuanya akan berkembang menjadi meningitis.
Karena itu jika susu yang tidak tercantum dalam daftar susu bebas E.sakazakii, maka itu berarti susu tersebut bukan susu formula bayi yang tidak diperuntukkan bagi usia 0-6 tahun.
Jadi jika susu si kecil tidak masuk dalam daftar yang dikeluarkan Kemenkes, coba lihat dulu usia si kecil. Jangan-jangan si kecil usianya sudah lebih dari 6 bulan dan susu yang dikonsumsi memang bukan untuk usia 6 bulan ke bawah. Karena anak usia 6 bulan ke bawah diutamakan minum ASI, beberapa produsen susu formula akhirnya memproduksi susu bayi usia 1 tahun ke atas.
Adapun ke-47 merek susu yang sudah dinyatakan bebas bakteri Enterobachter sakazakii untuk usia bayi 0-6 bulan, seperti yang diungkap dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informasi, Jumat (8/7/2011), adalah sebagai berikut.
1. AL 110 (Nestle)
2. Anmum Infacare (Fonterra Brands Indonesia)
3. Bebelac 1 (Nutricia Indonesia)
4. ENFAMIL (Mead Johnson Nutrition-Filipina)
5. Enfamil (Mead Johnson Indonesia)
6. Enfamil A+ (Mead Johnson Indonesia)
7. Enfamil A+ (Mead Johnson Indonesia) beda bets
8. Enfamil A+ HA (Mead Johnson Indonesia)
9. Enfamil A+ O-Lac (Mead Johnson Indonesia)
10. Enfamil A+ PF (Mead Johnson Indonesia)
11. Frisian Flag Tahap 1 (Frisian Flag)
12. Isomil Advance (Abott)
13. Lactogen 1 Klasik (Nestle)
14. Lactogen Gold 1 (Nestle)
15. LACTONA 1 (Mirota KSM)
16. Morinaga BMT (Kalbe Morinaga)
17. Morinaga BMT Platinum 1 (Kalbe Morinaga)
18. Morinaga NL-33 (Kalbe Morinaga)
19. NAN (Nestle)
20. NAN 1 (Nestle)
21. NAN-1 (Nestle Philipine)
22. Neocate (SHS International)
23. Neosure (Abott)
24. Nutricia Bebelac (Nutricia Indonesia Sejahtera)
25. Nutricia Nutrilon (Nutricia Indonesia Sejahtera)
26. Nutrilon (Nutricia Indonesia Sejahtera)
27. Nutrilon Hypo Allergenic (Nutricia Indonesia Sejahtera)
28. Nutrilon Less Lactose (Nutricia Indonesia Sejahtera)
29. Nutrilon Pepti Junior (PBM Nutritionals)
30. Nutrilon Premature (NV Nutricia)
31. Nutrilon Royal (Nutricia Indonesia Sejahtera)
32. Nutrilon Royal 1 (Nutricia Indonesia Sejahtera)
33. Nutrilon Soya (Nutricia Indonesia Sejahtera)
34. pre NAN (Nestle)
35. Progestemil (Mead Johnson)
36. Prosobee (Mead Johnson)
37. S-26 (Wyeth Indonesia)
38. S-26 Gold (Wyeth Indonesia)
39. S-26 PDF Gold (Wyeth Indonesia)
40. SGM 1-Presinutri (Sari Husada)
41. SGM BBLR (SUGIZINDO)
42. SGM BBLR 0-6 bulan (Sari Husada)
43. SGM LLM (Sari Husada)
44. Similac Advance (Abott)
45. Susu Bimbi 1 (Netania Kasih Karunia)
46. Vitalac BL (Sugizindo Bogor)
47. Vitalac Step 1 (Sari Husada)
Source : AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Postingan yang paling hot
Gamma Ray ; http://www.flucard.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar