Mari melihat Rohingya Case sebagai  tragedi kemanusian, bukan saja milik sekelompok orang di negeri ini.  Kemanusiaan yang tersobek dan tercabik karena aneka perbedaan akibat  warisan masa lalu, ditambah dengan kuasa dan kekuasaan Rezim Penindas di  Myanmar. [Sebagi info, rezim militer di Myanmar, melakukan penindasan  terhadap dua suku yaitu KAREN dan ROHINGYA]. Secara khusus, hanya  tragedi Rohingya yang di inpor ke Nusantara, dan di blow up begitu rupa  sebagai pinindasan terhadap umat beragama oleh umat beragama yang lainnya.
|  | |
| Penduduk Rohingya di Medan | 
Tragedi Rohingya, itu telah mengetuk semua hati, tak hanya mereka yang beragama Islam, tapi seluruh umat beragama.Hati siapa yang  tidak terkoyak ketika melihat dan mendengar derita tersebut!? Hati siapa  yang bersyukur jika ada exodus ribuan manusia, akibat ditolak oleh  negara dan terbuang juga oleh negara yang mereka tuju!?
Solidaritas - empati - simpati terhadap  derita sesama umat manusia, itu adalah sutu keharusan, dan panggilan  hati nurani semua orang beriman dan beragama; termasuk kita yang ada di  Indonesia.
Namun, solidaritas - empati -  simpaty itu, bukan untuk membangun kekuatan dan sentimen untuk membalas.  Artinya jika melihat tragedi Rohingya sebagai penindasan terhadap umat  manusia, maka perlu membelanya, karena adanya rasa kemanusiaan.
Akan tetapi, jika di blow up begitu rupa sebagai pinindasan terhadap umat beragama oleh  umat beragama yang lainnya, maka akan memunculkan permusuhan terhadap  sesama anak bangsa yang beda agama. Jika itu terjadi, maka apa bedanya  dengan rezim di Myanmar!? Ku juga mendapat e-mail tentang rencan demo  besar-besaran di Jakarta, untuk menekan Myanmar; boleh - boleh saja.  Tapi apakah efektif!? Rezim Militer di sana adalah manusia-manusia yang   serupa dengan kodok tuli; tak peduli terhadap kritik apa pun.
Ku melihat di media massa, khususnya di Nusantara, ada kecenderungan menyeret tragedi Rohingya, sebagai bentuk penindasan - kekerasan - kebrutalan atas nama agama terhadap umat beragama; Budha terhadap Islam. Sehingga ada semacam upaya balas dendam. Seakan ingin berkata ke/pada Rezim Myanmar, ku akan lakukan hal sama terhadap umat Budha di Nusantara; atau ku akan menekan mereka, jika Rezim tidak berhenti menindas Rohingya.
Lho …. apa hubungannya, antara rezim penindasan dengan manusia Indonesia beragama Budha!? Hanya kesamaan agama khan; apakah jutaan umat Budha di Nusantara adalah bagian dari Rezim tersebut!?
Kita harus jujur dan holistik melihat semuanya.
Jika ingin membela Rohingya, maka tak  perlu saling mencaci sesama anak bangsa, karena bagaimana mungkin mau  menolong orang lain, sementara diri sendiri memusuhi sesama saudara  sebangsa!? Itu adalah absurbitas dan kesia-sian.
Jangan sampai kebaikan - solidaritas -  empati - simpati  kita di sini, di negeri ini, malah berubah menjadi  reaktif dan tindak kekerasan terhadap orang Indonesia yang beragama  Budha. Jika ini terjadi, maka akan menjadi ejekan di dunia dan akherat.
Sikap ku terhadap Rohingya, muncul dari dalam kebersamaan komunitas melawan kekerasan atas nama agama. Kami jelas mengutuk hal tersebut, sudah banyak e-mail yang dikirim oleh komuniti ke banyak teman di Myanmar agar diteruskan ke pemerintah.
Lalu, buat apa kita yang ada di Nusantara, saling benci dan mencaci!? Jika sama-sama melihat Rohingya Case,  sebagai tragedi kemanusiaan - pelanggaran dan penindasan HAM, maka mari  menyatukan  kekuatan untuk perlawanan dan melawan; bukan saling melawan  di negeri ini.
Jangan sampai tragedi Rohingya, justru  membuat kita - sesama anak bangsa terpecah belah dan saling acungkan  pedang; seakan, di sana yang luka-luka, di sini yang para berdarah.
Alangkah eloknya, mata dunia melihat  Nusantara, jika semua anak bangsa yang beda agama, menyatu untuk menekan  Myanmar (dan bukan membalas dengan cara tak elok kepada mereka yang tak  bersalah di Nusantara).
Baca juga :
Asal Usul Penduduk Rohingya di Myanmar
Sikap Pemerintah Myanmar Terhadap Penduduk Rohingya
Kerusuhan Baru di Rakhine - Myanmar
Tragedi Rohingya adalah Pembersihan Etnis
Aksi Protes Pembantaian Penduduk Rohinya di Klenteng dan Vihara
Respon PP HIKMAHBUDHI Terhadap Aksi FPI di MakassaBaca juga :
Asal Usul Penduduk Rohingya di Myanmar
Sikap Pemerintah Myanmar Terhadap Penduduk Rohingya
Kerusuhan Baru di Rakhine - Myanmar
Tragedi Rohingya adalah Pembersihan Etnis
Aksi Protes Pembantaian Penduduk Rohinya di Klenteng dan Vihara
Sumber : http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/08/01/jangan-seret-tragedi-rohingya-menjadi-konflik-agama
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar