Seorang warga Tatarstan, Rusia, memproklamasikan dirinya sebagai nabi baru. Namun ia kini didakwa atas kejahatan terhadap anak-anak setelah ada dugaan ia menyekap anak-anak itu selama satu dekade di bawah tanah. Polisi Rusia, pekan lalu, menemukan 27 anak dan 38 orang dewasa tinggal dalam sel-sel mirip sarang lebah di bunker sedalam delapan lantai di bawah tanah di Tatarstan.
Penggalian dalam rangka pembangunan kompleks tempat tinggal mereka itu dilaporkan telah dimulai sekitar satu dekade lalu dan 70 pengikutnya segera pindah ke sana. Mereka hidup tanpa pemanas, cahaya atau ventilasi. Sejumlah anak lahir di sana. Anak-anak itu juga tinggal di sel yang dingin itu selama bertahun-tahun sampai akhirnya pihak berwenang Rusia menggerebek tempat itu pekan lalu dan membebaskan anak-anak itu.
Anak-anak itu berusia 1 sampai 17 tahun. Mereka jarang melihat cahaya matahari hari dan tidak pernah meninggalkan bangunan itu. Mereka tidak sekolah atau dirawat dokter, kata para pejabat lokal, Rabu (8/8/2012).
Orang tua mereka, yang merupakan anggota sekte itu menyebut dirinya sebagai "muammin," dari bahasa Arab yang berarti "orang yang percaya". Mereka dituduh telah melakukan penyiksaan terhadap anak-anak itu.
Satarov yang telah berusia 83 tahun, yang menyatakan dirinya seorang nabi, didakwa melakukan kesewenang-wenangan, sebuah kejahatan luas yang meliputi tindakan melawan hukum, kata Irina Petrova, wakil kepala jaksa di Kazan, ibu kota Tatarstan.
Anak-anak itu ditemukan ketika polisi menggeledah lantai dasar bangunan sekte itu. Penyelidikan tersebut merupakan bagian dari penyelidikan atas pembunuhan baru-baru ini terhadap seorang ulama Tatarstan yang terkenal. Pembunuhan itu oleh para pejabat setempat dipersalahkan pada kelompok-kelompok Islam radikal yang telah menjamur di daerah kaya minyak itu.
Satarov memerintahkan para pengikutnya untuk tinggal dalam sel-sel yang mereka gali di bawah sebuah rumah tiga lantai. Di atas rumah itu terdapat menara kecil dengan sebuah bulan sabit terbuat dari blek. Hanya sejumlah kecil anggota sekte yang diizinkan meninggalkan tempat itu untuk bekerja sebagai pedagang di sebuah pasar lokal, lapor media Rusia.
Anak-anak tersebut telah diperiksa di sejumlah rumah sakit dan untuk sementara akan tinggal di panti asuhan, kata dokter anak Tatyana Moroz. "Mereka tampak bergizi tapi kotor, jadi kami harus memandikan mereka," katanya sepeerti disiarkan televisi.
Orang tua mereka menyatakan prihatin dengan perawatan medis terhadap anak-anak itu. Para dokter "dapat melakukan apa saja terhadap mereka," kata Fana Sayanova, seorang perempuan yang mengenakan gaun putih panjang dengan wajah terselubung kerudung, kepada televisi lokal.
Bangunan tempat tinggal para anggota sekte itu didirikan di atas sebidang tanah seluas 700 meter persegi. Bangunan itu dibangun secara ilegal, karena itu akan segera dihancurkan, kata pihak polisi Tatarstan.
"Mereka akan datang bersama buldoser dan senjata, tapi mereka harus langkahi mayat-mayat kami!" kata seorang anggota sekte itu, Gumer Ganiyev, kepada saluran televisi Vesti. Satarov yang sedang sakit menunjuk Ganiyev menjadi wakilnya sebagai nabi, kata media setempat. Satarov memiliki pengikut di beberapa kota lain di Tatarstan, lapor media lokal.
Para pemimpin muslim di Tatarstan mengatakan pandangan Satarov bertentangan doktrin Islam. "Islam mendalilkan, tidak ada nabi lain setelah Muhammad," kata teolog Rais Suleimanov yang berbasis Kazan kepada media online Gazeta.ru, Selasa.
Polisi menggerebek rumah Satarov Jumat lalu sebagai bagian dari penyelidikan atas pembunuhan Valiulla Yakupov, wakil kepala mufti Tatarstan. Ia ditembak mati pertengahan Juli saat ia meninggalkan rumahnya di Kazan. Tak lama setelah itu, Kepala Mufti Ildus Faizov terluka di kaki ketika ledakan bom mengoyak mobilnya di Kazan.
Kedua ulama itu dikenal sebagai pengecam kelompok-kelompok Islam radikal yang mendukung versi Islam yang ketat dan puritan, yang dikenal sebagai Salafisme.
Para Jaksa Rusia telah menetapkan dua tersangka dalam pembunuhan Yakupov. Kedua tersangka itu hingga kini masih bebas. Lima orang lain yang diduga terlibat pembunuhan tersebut telah ditangkap.
Sejauh ini, tidak ada petunjuk bahwa Sattarov atau pengikutnya terlibat dengan kedua serangan itu.
Anak-anak itu berusia 1 sampai 17 tahun. Mereka jarang melihat cahaya matahari hari dan tidak pernah meninggalkan bangunan itu. Mereka tidak sekolah atau dirawat dokter, kata para pejabat lokal, Rabu (8/8/2012).
Orang tua mereka, yang merupakan anggota sekte itu menyebut dirinya sebagai "muammin," dari bahasa Arab yang berarti "orang yang percaya". Mereka dituduh telah melakukan penyiksaan terhadap anak-anak itu.
Satarov yang telah berusia 83 tahun, yang menyatakan dirinya seorang nabi, didakwa melakukan kesewenang-wenangan, sebuah kejahatan luas yang meliputi tindakan melawan hukum, kata Irina Petrova, wakil kepala jaksa di Kazan, ibu kota Tatarstan.
Anak-anak itu ditemukan ketika polisi menggeledah lantai dasar bangunan sekte itu. Penyelidikan tersebut merupakan bagian dari penyelidikan atas pembunuhan baru-baru ini terhadap seorang ulama Tatarstan yang terkenal. Pembunuhan itu oleh para pejabat setempat dipersalahkan pada kelompok-kelompok Islam radikal yang telah menjamur di daerah kaya minyak itu.
Satarov memerintahkan para pengikutnya untuk tinggal dalam sel-sel yang mereka gali di bawah sebuah rumah tiga lantai. Di atas rumah itu terdapat menara kecil dengan sebuah bulan sabit terbuat dari blek. Hanya sejumlah kecil anggota sekte yang diizinkan meninggalkan tempat itu untuk bekerja sebagai pedagang di sebuah pasar lokal, lapor media Rusia.
Anak-anak tersebut telah diperiksa di sejumlah rumah sakit dan untuk sementara akan tinggal di panti asuhan, kata dokter anak Tatyana Moroz. "Mereka tampak bergizi tapi kotor, jadi kami harus memandikan mereka," katanya sepeerti disiarkan televisi.
Orang tua mereka menyatakan prihatin dengan perawatan medis terhadap anak-anak itu. Para dokter "dapat melakukan apa saja terhadap mereka," kata Fana Sayanova, seorang perempuan yang mengenakan gaun putih panjang dengan wajah terselubung kerudung, kepada televisi lokal.
Bangunan tempat tinggal para anggota sekte itu didirikan di atas sebidang tanah seluas 700 meter persegi. Bangunan itu dibangun secara ilegal, karena itu akan segera dihancurkan, kata pihak polisi Tatarstan.
"Mereka akan datang bersama buldoser dan senjata, tapi mereka harus langkahi mayat-mayat kami!" kata seorang anggota sekte itu, Gumer Ganiyev, kepada saluran televisi Vesti. Satarov yang sedang sakit menunjuk Ganiyev menjadi wakilnya sebagai nabi, kata media setempat. Satarov memiliki pengikut di beberapa kota lain di Tatarstan, lapor media lokal.
Para pemimpin muslim di Tatarstan mengatakan pandangan Satarov bertentangan doktrin Islam. "Islam mendalilkan, tidak ada nabi lain setelah Muhammad," kata teolog Rais Suleimanov yang berbasis Kazan kepada media online Gazeta.ru, Selasa.
Polisi menggerebek rumah Satarov Jumat lalu sebagai bagian dari penyelidikan atas pembunuhan Valiulla Yakupov, wakil kepala mufti Tatarstan. Ia ditembak mati pertengahan Juli saat ia meninggalkan rumahnya di Kazan. Tak lama setelah itu, Kepala Mufti Ildus Faizov terluka di kaki ketika ledakan bom mengoyak mobilnya di Kazan.
Kedua ulama itu dikenal sebagai pengecam kelompok-kelompok Islam radikal yang mendukung versi Islam yang ketat dan puritan, yang dikenal sebagai Salafisme.
Para Jaksa Rusia telah menetapkan dua tersangka dalam pembunuhan Yakupov. Kedua tersangka itu hingga kini masih bebas. Lima orang lain yang diduga terlibat pembunuhan tersebut telah ditangkap.
Sejauh ini, tidak ada petunjuk bahwa Sattarov atau pengikutnya terlibat dengan kedua serangan itu.
Sumber :
AFP
Editor :
Egidius Patnistik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar