Sedikitnya tiga orang tewas dan lima cedera dalam kerusuhan sektarian baru di Kyauktaw, Negara Bagian Rakhine, Myanmar, dalam dua hari belakangan, kata media lokal dalam situs web-nya, Selasa (7/8/2012).
Sejumlah perusuh membakar 450 rumah, termasuk tempat penggilingan beras di Kyauktaw Pauk, terutama Desa Ah Wa dan Lin Shwe. Kyauktaw terletak 128 kilometer dari Sittway, ibu kota Negara Bagian Rakhine.
Pembakaran itu menyusul bentrokan antara warga asli Rakhine dan Bengali di dekat satu jembatan di pintu masuk Kyauktaw, katanya. Aparat keamanan setempat turun tangan untuk memulihkan perdamaian, tambahnya.
Kyauktaw berpenduduk sekitar 100.000, di antaranya berkebangsaan etnis Myanmar termasuk Rakhine, sebesar 60 persen, sedangkan Bengali muslim sekitar 40 persen, menurut angka Departemen Imigrasi.
Kerusuhan baru juga terjadi sehari setelah Utusan Hak Asasi Manusia PBB Tomas Ojea Quintana mengakhiri enam hari misinya di Myanmar pada Sabtu lalu, untuk melihat ke dalam masalah Rakhine. Quintana meminta investigasi independen dalam masalah ini, tetapi ditolak oleh pemerintah.
Selama sepekan terakhir, Wakil Presiden Myanmar Sai Mauk Kham juga melakukan tur keliling di Rakhine yang dilanda kerusuhan dan memeriksa kemajuan pekerjaan rehabilitasi di negara bagian itu.
Dia mengatakan, masalah Rakhine memerlukan solusi jangka panjang dan menekankan pentingnya pemeliharaan daerah perdamaian dan stabilitas.
Negara Bagian Rakhine dinyatakan dalam keadaan darurat sejak 10 Juni. Pihak berwenang memberlakukan jam malam di enam kota yang terkena dampak, seperti Maugtaw, Buthidaung, Sittway, Kyaukpyu, Yanbye, dan Thandwe.
Menurut pemerintah, 77 orang dari kedua golongan tewas dengan 109 orang lainnya luka-luka selama terjadi kerusuhan. Sebanyak 4.822 rumah, 17 masjid, 15 biara, dan 3 sekolah juga dibakar.
Sumber :
Ant, Xinhua, Oana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar