Hati-hati jika ada yang menawarkan aplikasi WhatsApp yang berjalan di Facebook. Sebuah penipuan dengan modus itu diketahui sempat beredar.
Hal itu dikemukakan Alfons Tanujaya, analis antivirus dari Vaksincom, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (31/7/2012).
Hal itu dikemukakan Alfons Tanujaya, analis antivirus dari Vaksincom, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (31/7/2012).
Penyebaran aplikasi palsu WhatsApp di Facebook terjadi pada 30 Juli 2012. Untungnya, ujar Alfons, admin Facebook cukup sigap dan menghentikannya dalam waktu kurang dari 12 jam.
Meski demikian, menurut pengamatan Vaksincom, sudah ada beberapa korban aplikasi palsu ini. Kebanyakan, korbannya ada di Thailand dan Indonesia.
Hal itu mungkin dipengaruhi popularitas aplikasi mobile WhatsApp di Indonesia. WhatsApp adalah aplikasi berkirim pesan lintas platform.
Aplikasi ini tersedia di BlackBerry, iPhone, Nokia, Android hingga Windows Phone. Aplikasi palsu yang beredar di Facebook agaknya ingin meyakinkan pengguna bahwa WhatsApp pun bisa berjalan di Facebook.
Apa motivasi pembuat aplikasi palsu tersebut? Alfons mengatakan, korban yang tertipu aplikasi itu akan diminta mengisi sebuah survei dengan alasan untuk memastikan korban adalah manusia.
Padahal, dengan mengisi survei itu, pembuat aplikasi akan mendapatkan keuntungan finansial. Selain itu, aplikasi itu juga akan mengarahkan korbannya ke halaman yang mengandung program jahat.
Program jahat yang dimaksud menempel pada sebuah halaman web dan akan secara otomatis mengarahkan pengguna ke halaman lain (forwarding). Halaman yang dituju bisa jadi mengandung risiko keamanan lain.
Meski demikian, menurut pengamatan Vaksincom, sudah ada beberapa korban aplikasi palsu ini. Kebanyakan, korbannya ada di Thailand dan Indonesia.
Hal itu mungkin dipengaruhi popularitas aplikasi mobile WhatsApp di Indonesia. WhatsApp adalah aplikasi berkirim pesan lintas platform.
Aplikasi ini tersedia di BlackBerry, iPhone, Nokia, Android hingga Windows Phone. Aplikasi palsu yang beredar di Facebook agaknya ingin meyakinkan pengguna bahwa WhatsApp pun bisa berjalan di Facebook.
Apa motivasi pembuat aplikasi palsu tersebut? Alfons mengatakan, korban yang tertipu aplikasi itu akan diminta mengisi sebuah survei dengan alasan untuk memastikan korban adalah manusia.
Padahal, dengan mengisi survei itu, pembuat aplikasi akan mendapatkan keuntungan finansial. Selain itu, aplikasi itu juga akan mengarahkan korbannya ke halaman yang mengandung program jahat.
Program jahat yang dimaksud menempel pada sebuah halaman web dan akan secara otomatis mengarahkan pengguna ke halaman lain (forwarding). Halaman yang dituju bisa jadi mengandung risiko keamanan lain.
"Hal ini memperingatkan kepada kita pengguna Facebook untuk tidak mudah percaya dan tidak menjalankan aplikasi apapun, meskipun teman anda atau Batman sekalipun ikut menggunakannya," ujar Alfons.
Editor :
Wicaksono Surya Hidayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar