Penularan HIV dari ibu ke bayi cenderung terus meningkat seiring bertambahnya jumlah perempuan pengidap HIV di Indonesia. Walaupun data prevalensi penularan HIV dari ibu ke bayi masih terbatas, tetapi tren penularan akan terus naik karena jumlah perempuan hamil positif HIV cenderung meningkat.
Demikian diungkapkan Asisten Deputi Pembinaan Wilayah Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Bagus Rahmat Prabowo dalam diskusi "Pentingnya Penyediaan Akses Layanan Pencegahan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak (Prevention-Mother-To-Child-Transmission/PMTCT-)" yang diadakan Frisian Flag Indonesia di Bandung, Rabu (1/12/2010).
Bagus menjelaskan, dari sekitar 4,5 juta kehamilan di Indonesia setiap tahun, diperkirakan sekitar 25 persennya berisiko menimbulkan penularan HIV dari ibu ke bayinya. Estmasi ini dapat terlihat dari data skrining HIV yang diperoleh dari layanan-layanan PMTCT.
"Data pada 2008 menunjukkan, jumlah ibu hamil yang mengikuti test HIV sebanyak 5.167 orang, dimana 1.306 (25%) diantaranya positif HIV," ujarnya.
Bagus menambahkan, hingga tahun 2008, telah tersedia layanan PMTCT sebanyak 30 layanan yang terintegrasi dalam layanan KIA (Antenatal Care). Program PMTCT juga telah dilaksanakan oleh beberapa lembaga masyarakat khususnya untuk penjangkauan dan memperluas akses layanan ke PMTCT.
Meningkatnya jumlah perempuan hamil yang positif HIV, lanjut Bagus, membuat kebutuhan akan layanan PMTCT bakal meningkat. Berdasarkan hasil proyeksi dan pemodelan epidemi HIV, jumlah ibu hamil positif yang memerlukan layanan PMTCT akan meningkat dari 5.730 orang pada tahun 2010 menjadi 8.170 orang pada tahun 2014.
Pada kesempatan yang sama, dr Reni Ghrahani dari Staf Divisi Alergi Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran menyatakan, pencegahan penularan menjadi sangat penting karena setiap ibu hamil dengan HIV/AIDS berisiko menularkan kepada bayinya 25 hingga 45 persen. Risiko penularan sudah muncul ketika si ibu dalam kondisi hamil, kemudian saat melakukan persalinan hingga ketika memberikan ASI kepada bayinya.
"Rendahnya pengetahuan masyarakat terkait penularan dan pencegahan HIV/AIDS menjadikan Indonesia sebagai negara tercepat dalam penularan HIV/AIDS di Asia. Semakin buruk kondisi sang ibu, risiko penularan kepada bayi akan semakin meningkat. Proses persalinan dengan seksio caesar dan tidak memberi ASI kepada bayi dari ibu dengan HIV/AIDS mampu menurunkan risiko penularan hingga 35 persen," ujarnya.
Sementara itu, Corporate Communication Manager Frisian Flag Indonesia (FFI) Anton Susanto, menegaskan pihaknya berkomitmen meningkatkan gizi dan kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak.
Untuk itulah, FFI telah memulai keterlibatan dalam program kemitraan untuk menyediakan akses layanan pencegahan HIV dari ibu ke bayi (PMTCT) di Bandung sejak Maret 2009. FFI telah bekerja sama dengan KPA Kota Bandung, Komisi Untuk Jawa Barat Sehat (KUJBS) dan beberapa lembaga swadaya masyarakat dengan membantu program PMTCT melalui dukungan pemberian konseling dan monitoring kepada para ibu pengidap HIV/AIDS.
"Kami sadar bahwa di berbagai negara telah terbukti bahwa tindakan pencegahan melalui program PMTCT dapat menurunkan angka risiko penularan secara signifikan," ujarnya.
Atas dukungannya terhadap program PMTCT di Bandung sejak dua tahun lalu , FFI menerima penghargaan dari Pemkot Bandung. Penghargaan diserahkan oleh Walikota Dada Rosada bertepatan dengan Hari AIDS sedunia
Demikian diungkapkan Asisten Deputi Pembinaan Wilayah Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Bagus Rahmat Prabowo dalam diskusi "Pentingnya Penyediaan Akses Layanan Pencegahan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak (Prevention-Mother-To-Child-Transmission/PMTCT-)" yang diadakan Frisian Flag Indonesia di Bandung, Rabu (1/12/2010).
Bagus menjelaskan, dari sekitar 4,5 juta kehamilan di Indonesia setiap tahun, diperkirakan sekitar 25 persennya berisiko menimbulkan penularan HIV dari ibu ke bayinya. Estmasi ini dapat terlihat dari data skrining HIV yang diperoleh dari layanan-layanan PMTCT.
"Data pada 2008 menunjukkan, jumlah ibu hamil yang mengikuti test HIV sebanyak 5.167 orang, dimana 1.306 (25%) diantaranya positif HIV," ujarnya.
Bagus menambahkan, hingga tahun 2008, telah tersedia layanan PMTCT sebanyak 30 layanan yang terintegrasi dalam layanan KIA (Antenatal Care). Program PMTCT juga telah dilaksanakan oleh beberapa lembaga masyarakat khususnya untuk penjangkauan dan memperluas akses layanan ke PMTCT.
Meningkatnya jumlah perempuan hamil yang positif HIV, lanjut Bagus, membuat kebutuhan akan layanan PMTCT bakal meningkat. Berdasarkan hasil proyeksi dan pemodelan epidemi HIV, jumlah ibu hamil positif yang memerlukan layanan PMTCT akan meningkat dari 5.730 orang pada tahun 2010 menjadi 8.170 orang pada tahun 2014.
Pada kesempatan yang sama, dr Reni Ghrahani dari Staf Divisi Alergi Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran menyatakan, pencegahan penularan menjadi sangat penting karena setiap ibu hamil dengan HIV/AIDS berisiko menularkan kepada bayinya 25 hingga 45 persen. Risiko penularan sudah muncul ketika si ibu dalam kondisi hamil, kemudian saat melakukan persalinan hingga ketika memberikan ASI kepada bayinya.
"Rendahnya pengetahuan masyarakat terkait penularan dan pencegahan HIV/AIDS menjadikan Indonesia sebagai negara tercepat dalam penularan HIV/AIDS di Asia. Semakin buruk kondisi sang ibu, risiko penularan kepada bayi akan semakin meningkat. Proses persalinan dengan seksio caesar dan tidak memberi ASI kepada bayi dari ibu dengan HIV/AIDS mampu menurunkan risiko penularan hingga 35 persen," ujarnya.
Sementara itu, Corporate Communication Manager Frisian Flag Indonesia (FFI) Anton Susanto, menegaskan pihaknya berkomitmen meningkatkan gizi dan kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak.
Untuk itulah, FFI telah memulai keterlibatan dalam program kemitraan untuk menyediakan akses layanan pencegahan HIV dari ibu ke bayi (PMTCT) di Bandung sejak Maret 2009. FFI telah bekerja sama dengan KPA Kota Bandung, Komisi Untuk Jawa Barat Sehat (KUJBS) dan beberapa lembaga swadaya masyarakat dengan membantu program PMTCT melalui dukungan pemberian konseling dan monitoring kepada para ibu pengidap HIV/AIDS.
"Kami sadar bahwa di berbagai negara telah terbukti bahwa tindakan pencegahan melalui program PMTCT dapat menurunkan angka risiko penularan secara signifikan," ujarnya.
Atas dukungannya terhadap program PMTCT di Bandung sejak dua tahun lalu , FFI menerima penghargaan dari Pemkot Bandung. Penghargaan diserahkan oleh Walikota Dada Rosada bertepatan dengan Hari AIDS sedunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar