Bila orangtua Anda memiliki gangguan pada kakinya, seperti bunion, tapak leper (high-arched feet), atau mata ikan, besar kemungkinan Anda juga akan mengalaminya. Menurut penelitian, gangguan pada kaki cenderung karena faktor keturunan.
Kesimpulan itu dihasilkan dari hasil penelitian terhadap lebih dari 6.000 kaki dalam riset the Farmingham Foot Study yang hasilnya dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American College of Rheumatology Annual Scientific Meeting 2010 di Amerika.
Gangguan pada kaki diderita 20-60 persen orang dewasa dan bisa menyebabkan rasa sakit saat berjalan. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari kebiasaan memakai sepatu yang terlalu sempit, tumit sepatu terlalu tinggi atau sepatu yang alasnya tidak nyaman.
Dalam penelitian yang dilakukan terhadap 2.179 orang antara tahun 2002-2005, 31 persen (675 orang) memiliki bunion dan 154 orang menderita tapak leper. Rata-rata berusia 66 tahun dan 57 persennya wanita.
Bunion terbentuk jika ibu jari kaki jadi bengkok atau menghimpit jari disampingnya sehingga bentuk kaki berubah. Dasar ibu jari kaki mencuat melebihi profil normal kaki, menimbulkan tonjolan yang dikenal sebagai bunion.
Kaum wanita 7 kali lebih rentan mengalami masalah bunion dibanding laki-laki. Namun ada orang tertentu yang secara gentik memiliki kecenderungan terkena bunion. Dari hasil penelitian, 89 persen orang yang mengalami bunion disebabkan karena faktor keturunan.
Demikian juga halnya dengan masalah tapak leper, suatu kondisi tidak adanya lengkungan pada telapak kaki saat berdiri. 99 persen wanita berusia kurang dari 60 tahun yang mengalami kondisi ini memiliki orangtua yang menderita tapak leper. Masalah lengkung kaki ini akan menyebabkan adanya tekanan pada kaki terus-menerus sehingga menimbulkan nyeri.
"Meski ada faktor keturunan, namun kita bisa menahan terjadinya gangguan pada kaki," kata Marian T.Hannan, peneliti dari Harvard Medical School.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan kaki antara lain, hindari menggunakan sepatu yang sempit atau berujung lancip dalam waktu lama. Gunakan sepatu yang bisa membuat jari kaki melebar. Gunakan sepatu dengan hak tumit rendah.
Kesimpulan itu dihasilkan dari hasil penelitian terhadap lebih dari 6.000 kaki dalam riset the Farmingham Foot Study yang hasilnya dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American College of Rheumatology Annual Scientific Meeting 2010 di Amerika.
Gangguan pada kaki diderita 20-60 persen orang dewasa dan bisa menyebabkan rasa sakit saat berjalan. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari kebiasaan memakai sepatu yang terlalu sempit, tumit sepatu terlalu tinggi atau sepatu yang alasnya tidak nyaman.
Dalam penelitian yang dilakukan terhadap 2.179 orang antara tahun 2002-2005, 31 persen (675 orang) memiliki bunion dan 154 orang menderita tapak leper. Rata-rata berusia 66 tahun dan 57 persennya wanita.
Bunion terbentuk jika ibu jari kaki jadi bengkok atau menghimpit jari disampingnya sehingga bentuk kaki berubah. Dasar ibu jari kaki mencuat melebihi profil normal kaki, menimbulkan tonjolan yang dikenal sebagai bunion.
Kaum wanita 7 kali lebih rentan mengalami masalah bunion dibanding laki-laki. Namun ada orang tertentu yang secara gentik memiliki kecenderungan terkena bunion. Dari hasil penelitian, 89 persen orang yang mengalami bunion disebabkan karena faktor keturunan.
Demikian juga halnya dengan masalah tapak leper, suatu kondisi tidak adanya lengkungan pada telapak kaki saat berdiri. 99 persen wanita berusia kurang dari 60 tahun yang mengalami kondisi ini memiliki orangtua yang menderita tapak leper. Masalah lengkung kaki ini akan menyebabkan adanya tekanan pada kaki terus-menerus sehingga menimbulkan nyeri.
"Meski ada faktor keturunan, namun kita bisa menahan terjadinya gangguan pada kaki," kata Marian T.Hannan, peneliti dari Harvard Medical School.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan kaki antara lain, hindari menggunakan sepatu yang sempit atau berujung lancip dalam waktu lama. Gunakan sepatu yang bisa membuat jari kaki melebar. Gunakan sepatu dengan hak tumit rendah.
Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar