Minggu, 07 November 2010

Psk Bangladesh Suntik Obat Penggemuk Sapi Supaya Montok


Sekitar 200 ribu pekerja seks komersial Bangladesh disuntik obat steroid penggemuk sapi biar tambah montok dan subur. Para PSK ini baik baru atau lama, muda atau tua begitu bergabung ke rumah bordil langsung diberikan obat penggemuk sapi biar montok, tampak muda dan segar.
Pemberian obat sejenis penggemuk sapi itu untuk cewek muda usia 12-14 maka akan tambah montok dan standard. Sedangkan untuk usia tua tetap akan montok dan tampak muda sehingga obat steroid itu efektif untuk semua umur.
"Ini adalah cara tercepat untuk membuat montok gadis dan menyembunyikan usia sebenarnya kalau dia masih remaja," kata Rokeya seorang pemilik rumah bordil yang dikutip AFP.
Obat penggemuk sapi yang biasa disebut Oradexon itu dijual murah dan mudah ditemukan di toko obat.
Seorang pekerja seks bernama Shahinur Begum mengaku tampak tua karena dia janda cerai dengan suaminya karena bangkrut dan sudah miliki satu anak.
"Oradexon memberiku seluruh tubuh, membuat saya menarik," katanya, menambahkan bahwa Madam bordil pertama memberinya obat untuk menambah berat badan dan membuatnya kecanduan. Hingga kini ia tampak gemuk dan berisi bahkan overweight dan disarankan oleh dokter untuk berhenti mengonsumsi Oradexon, namun ia tak bisa. Ia mengaku berpenghasilan sekitar 150 dolar AS per bulan dengan profesi itu.
Sebagian pekerja seks itu mengeluhkan jika badannya terlalu kurus maka tidak didatangi oleh klien atau pria hidung belang. Tapi begitu minum obat penggemuk sapi maka langsung montok dan banyak pelanggan. Rata rata bisa melayani 6 lelaki perhari, dengan minum dua kali obat penggemuk sapi.
ActionAid organisasi nirlaba asal Inggris pernah menyelidiki kematian tersebut dan kini berkampanye untuk mengurangi penggunaan obat penggemuk sapi bagi PSK.
"Anak-anak datang miskin dan kurus di bordil dan memerlukan perbaikan cepat untuk tubuh mereka yang kekurangan gizi jika mereka ingin menarik klien. Mereka mengatakan Oradexon bekerja seperti ramuan ajaib," kata Wahid Shuvo Hossain aktivis ActionAid.

Tidak ada komentar: