Sebanyak 20 warga mengalami kesurupan ketika membersihkan makam tua Adipati Aryo di Blitar, Jawa Timur. Para warga itu sedang bersih desa dan mengalami kesurupan ketika memasuki area makam tua tersebut.
Orang yang kesurupan itu berteriak, berontak dan mengamuk, melawan panitia yang memegangnya. Selain itu, masih ada juga peserta yang menggigit kain mori yang berada di atas makam tua Adipati Aryo, sesepuh di kecamatan Sukorejo. Beberapa saat setelah dibantu dengan doa-doa, sebagian kemudian sadar diri.
Bambang, seorang panitia bersih desa mengemukakan, kejadian tersebut sering menimpa peserta saat kegiatan seperti ini. Mereka seperti tidak sadar dan berteriak-teriak.
"Mereka terlalu menghayati dan bersemangat mengikuti kegiatan ini, sehingga sudah tidak peduli dengan kondisi tubuh dan jiwa" katanya dikutip surya, Jumat (11/6) malam.
Walaupun sebagian peserta mengalami kesurupan massal, warga justru enggan untuk bergerak dari lokasi itu, menghindari kemungkinan juga ikut kesurupan. Mereka seolah menikmati adegan itu.
Sunarto, warga setempat mengaku lebih memilih untuk bertahan. Ia memang sudah mempersiapkan diri ikut dalam acara itu, berharap mendapat berkah dengan ikut berdoa bersama. Ia hanya berharap tidak ikut kesurupan dengan selalu menenangkan jiwa dan pikiran.
Kepala Kelurahan Blitar, Widodo, mengungkapkan, kegiatan ini adalah agenda setiap tahun yang dilakukan oleh warga setempat. Kegiatan ini sebagai bentuk mengucapkan syukur atas segala nikmat yang diberikan.
Sebagai wujudnya, selain menyelenggarakan tarian jaranan, juga membawa berbagai macam tumpeng. Isi dari tumpeng itu adalah hasil bumi yang nantinya akan diperebutkan warga. (*)
source: http://surabayacybercity.blogspot.com/2010/11/warga-kesurupan-gigit-kain-mori-makam.html
Orang yang kesurupan itu berteriak, berontak dan mengamuk, melawan panitia yang memegangnya. Selain itu, masih ada juga peserta yang menggigit kain mori yang berada di atas makam tua Adipati Aryo, sesepuh di kecamatan Sukorejo. Beberapa saat setelah dibantu dengan doa-doa, sebagian kemudian sadar diri.
Bambang, seorang panitia bersih desa mengemukakan, kejadian tersebut sering menimpa peserta saat kegiatan seperti ini. Mereka seperti tidak sadar dan berteriak-teriak.
"Mereka terlalu menghayati dan bersemangat mengikuti kegiatan ini, sehingga sudah tidak peduli dengan kondisi tubuh dan jiwa" katanya dikutip surya, Jumat (11/6) malam.
Walaupun sebagian peserta mengalami kesurupan massal, warga justru enggan untuk bergerak dari lokasi itu, menghindari kemungkinan juga ikut kesurupan. Mereka seolah menikmati adegan itu.
Sunarto, warga setempat mengaku lebih memilih untuk bertahan. Ia memang sudah mempersiapkan diri ikut dalam acara itu, berharap mendapat berkah dengan ikut berdoa bersama. Ia hanya berharap tidak ikut kesurupan dengan selalu menenangkan jiwa dan pikiran.
Kepala Kelurahan Blitar, Widodo, mengungkapkan, kegiatan ini adalah agenda setiap tahun yang dilakukan oleh warga setempat. Kegiatan ini sebagai bentuk mengucapkan syukur atas segala nikmat yang diberikan.
Sebagai wujudnya, selain menyelenggarakan tarian jaranan, juga membawa berbagai macam tumpeng. Isi dari tumpeng itu adalah hasil bumi yang nantinya akan diperebutkan warga. (*)
source: http://surabayacybercity.blogspot.com/2010/11/warga-kesurupan-gigit-kain-mori-makam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar