Pemerintah Hongkong mengumumkan ditemukannya kasus flu burung pada manusia yang pertama dalam tujuh tahun terakhir ini. Hongkong juga telah meningkatkan status kewaspadaan flu burung menjadi level "serius" yang berarti berisiko tinggi menjadi penyakit fatal.
Kasus flu burung pada manusia terakhir kali ditemukan di Hongkong tahun 2003 setelah mewabah dan mengakibatkan enam orang meninggal pada tahun 1997. Wabah penyakit ini juga menyebabkan jutaan unggas dimusnahkan.
Kasus flu burung yang muncul kembali ini ditemukan pada wanita berusia 59 tahun setelah mengunjungi daratan China. Menurut hasil pemeriksaan, wanita tersebut positif influenza A (H5) atau strain baru flu burung setelah sebelumnya ia ke rumah sakit dengan keluhan demam dan batuk, kemudian didiagnosa pneumonia (radang paru). Kondisinya saat ini cukup parah meski sudah mendapat perawatan di rumah sakit.
Pejabat kesehatan setempat saat ini masih mencari tahu apakah ia terpapar virus tersebut di Hongkong atau ditempat lain, selain juga memonitor orang-orang yang telah melakukan kontak dengannya. Menurut keterangan, wanita tersebut bepergian ke daratan China antara tanggal 23 Oktober dan 1 November bersama dengan suami dan anaknya.
Sejauh ini memang belum ada tanda-tanda adanya penularan dari manusia ke manusia. Karena itu, Pemerintah Hongkong menyatakan akan berkonsentrasi pada unggas sebagai media penularan.
"Kami berkonsentrasi pada unggas sebagai asal penularan pertama. Namun, kami juga menganalisa orang-orang yang telah melakukan kontak dengan penderita ketika ia di Hongkong dan telah menunjukkan gejala," kata pejabat kesehatan York Chow.
Kasus flu burung pada manusia terakhir kali ditemukan di Hongkong tahun 2003 setelah mewabah dan mengakibatkan enam orang meninggal pada tahun 1997. Wabah penyakit ini juga menyebabkan jutaan unggas dimusnahkan.
Kasus flu burung yang muncul kembali ini ditemukan pada wanita berusia 59 tahun setelah mengunjungi daratan China. Menurut hasil pemeriksaan, wanita tersebut positif influenza A (H5) atau strain baru flu burung setelah sebelumnya ia ke rumah sakit dengan keluhan demam dan batuk, kemudian didiagnosa pneumonia (radang paru). Kondisinya saat ini cukup parah meski sudah mendapat perawatan di rumah sakit.
Pejabat kesehatan setempat saat ini masih mencari tahu apakah ia terpapar virus tersebut di Hongkong atau ditempat lain, selain juga memonitor orang-orang yang telah melakukan kontak dengannya. Menurut keterangan, wanita tersebut bepergian ke daratan China antara tanggal 23 Oktober dan 1 November bersama dengan suami dan anaknya.
Sejauh ini memang belum ada tanda-tanda adanya penularan dari manusia ke manusia. Karena itu, Pemerintah Hongkong menyatakan akan berkonsentrasi pada unggas sebagai media penularan.
"Kami berkonsentrasi pada unggas sebagai asal penularan pertama. Namun, kami juga menganalisa orang-orang yang telah melakukan kontak dengan penderita ketika ia di Hongkong dan telah menunjukkan gejala," kata pejabat kesehatan York Chow.
Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar