Liputan6.com, Jakarta: Kepala Rumah Tahanan (Karutan) Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Komisaris (pol) Iwan Siswanto, resmi menjadi tersangka terkait bebas berkeliarannya terdakwa mafia pajak Gayus Tambunan, beberapa waktu lalu. Hal diungkapkan Wakil Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Wakabareskrim) Irjen Dikdik Mulyana Arief kepada Liputan6.com lewat sebuah pesan singkat, Kamis (11/11). "Betul, TSK (tersangka,red.)," tulis Dikdik singkat.
Seperti diberitakan sebelumnya, kepolisian telah mencopot Kepala Rutan Mako Brimob dan delapan penjaga lainnya. Ini berdasarkan hasil pemeriksaan pelanggaran disiplin yang digelar Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri, Selasa silam. Mereka terbukti bersalah dan lalai atas penyalahgunaan hak cuti
tahanan Gayus.
Meski berada dalam penjara Gayus masih dapat bebas berkeliaran hingga berwisata ke Bali. Gayus sempat menyaksikan pertandingan tenis antara Daniela Hantuchova dan Yanina Wickmayer di Nusa Dua, Bali, Jumat lalu, seperti diabadikan fotografer Kompas Agus Susanto
Delapan polisi dijadikan tersangka terkait bebas berkeliarannya terdakwa mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan, beberapa waktu lalu. Sebelumnya, Kepala Rumah Tahanan Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Komisaris (pol) Iwan Siswanto, juga telah dijadikan tersangka. "Kesembilan anggota tersebut telah ditahan dan dibebastugaskan dari tanggung jawab yang selama ini mereka emban," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Iskandar Hasan di Jakarta, Kamis (11/11)
Beberapa waktu silam, Gayus diduga plesiran ke Bali. Bersama istrinya, mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak ini sempat menyaksikan pertandingan tenis internasional di Nusa Dua. Dugaan ini diperkuat foto-foto yang memperlihatkan lelaki mirip Gayus di tribun penonton hasil bidikan seorang wartawan. Lalu, kenapa Gayus bisa leluasa keluar dari tahanan?
Menurut Koordinator Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane, sistem pengamanan di Rutan Brimob Kelapa Dua, Depok, sebenarnya sudah bagus. "Tapi, mental aparatnya yang tidak bagus, mereka kebetulan gajinya kecil dan fasilitasnya terbatas," kata Neta. "Ketika ada tahanan-tahanan potensial, terutama tahanan korupsi seperti Gayus, itu dijadikan ATM."
Satuan Tugas (Satgas) Anti-Mafia Hukum tak tinggal diam dengan beredarnya foto-foto mirip Gayus H.P. Tambunan dan seorang wanita mirip dengan Milana Anggraeni, istrinya. Keduanya dikabarkan saat itu berada di Bali, menonton pertandingan tenis internasional di Nusa Dua. Foto tersebut kemudian dimuat sejumlah media massa nasional. Terkait dugaan tersebut, Satgas pun membentuk tim penyelidik.Beberapa waktu silam, Gayus diduga plesiran ke Bali. Bersama istrinya, mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak ini sempat menyaksikan pertandingan tenis internasional di Nusa Dua. Dugaan ini diperkuat foto-foto yang memperlihatkan lelaki mirip Gayus di tribun penonton hasil bidikan seorang wartawan. Lalu, kenapa Gayus bisa leluasa keluar dari tahanan?
Menurut Koordinator Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane, sistem pengamanan di Rutan Brimob Kelapa Dua, Depok, sebenarnya sudah bagus. "Tapi, mental aparatnya yang tidak bagus, mereka kebetulan gajinya kecil dan fasilitasnya terbatas," kata Neta. "Ketika ada tahanan-tahanan potensial, terutama tahanan korupsi seperti Gayus, itu dijadikan ATM."
Enam orang di antaranya dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), kepolisian, kejaksaan, dan Unit Kerja Presiden untuk Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan (UKP4R). Mereka ditunjuk oleh Satgas Anti-Mafia Hukum membantu menyelesaikan masalah ini.
"Tugas internal saja, informal. Ada beberapa orang, enam orang. Tugasnya untuk mencari informasi untuk memperjelas masalah ini. Kalau seandainya diperlukan upaya-upaya untuk perbaikan kepada Kapolri atau Menkumham. Karena tugas Satgas itu koordinasi, pemantauan, koreksi, dan monitoring. Jadi mencari tahu mana yang harus diperbaiki," ujar anggota Satgas Anti-Mafia Hukum Yunus Husein, Kamis (11/11).
Gayus memang telah membantah bahwa foto tersebut adalah dirinya. Sebaliknya, pihak Kepolisian membenarkan permohonan izin berobat oleh Gayus. Meski belum dipastikan kebenarannya, kasus ini telah memakan korban, yaitu pencopotan dan penahanan Kepala Rumah Tahanan Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob) beserta delapan anak buahnya yang ketika itu bertugas jaga .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar