Dari Sejak dahulu sampai Sekarang pasti kalian sudah tau bahwa indonesia merupakan negra dengan gunung berapi yang cukup banyak, mungkin terbanyak di dunia,karena Indonesia dilewati 3 jalur utama gunung berapi di dunia, dan merupakan satu-satunya negara yang memiliki hal tersebut, Kita harus bangga atas hal itu,dan ternyata Indonesia juga memiliki catatan letusan gunung berapi mulai dari Indeks VEI (Volcano Explotion Index) terendah yaitu level 1 sampai tertinggi yaitu Level 8, dan konon, lagi-lagi Indonesia satu-satunya negara yang mencatatkan hal ini.dan kita harus lebih berbangga lagi atas itu.
berikut saya jelaskan kenapa indonesia bisa masuk dalam best VEI
VEI adalah indeks kekuatan letusan gunung berapi yang didasarkan oleh beberapa faktor, seperti volume material yang dimuntahkan,seberapa luas daerah imbas letusan, dampak fisik yang ditimbulkan dll, semakin tinggi level VEI maka semakin besar kekuatan letusan gunung berapi tersebut. Lalu gunung manakah di Indonesia yang pernah mencatatkan diri pada level 8 alias level tertinggi yang dampaknya dikategorikan sebagai MEGA-COLLOSAL oleh para ahli geovulkanologi?
Berikut adalah Kandidat kandidat Gunung Api yang masih aktif
1.Gunung Merapi - Yogyakarta
Gunung Merapi ini kah yang menjadi MEGA-COLLOSAL? gunung merapi merupakan gunung dengan intensitas tersering di dunia bersama gunung-gunung di wilayah Jepang, namun Merapi hanya pernah mencatatkan letusan terbesarnya pada tahun 1006 dan 1930 dengan pencapaian Indeks VEI pada level 5 , Letusan pada tahun 1006 ini membuat kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur, bisa kalian bayangkan seberap dahsyatnya letusan yang sanggup memaksa 1 kerajaan untuk berpindah..?? sedangkan letusan pada tahun 1930 ini menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang. Namun sekarang hanya Merapi hanya membuat letusan letusan kecil dan awan awan panas saja yang sering keluar, kekuatan yang sama dibukukan oleh Gunung Galunggung, Jawa Barat pada tahun 1982, dan mengakibatkan perubahan peta radius 15 km dari puncak akibat luluh lantaknya kawasan tersebut.
2.Gunung Krakatau - Selat Sunda
Pasti banyak dari kalian mengira adalah Gunung Krakatau ini yang akan menjadi sang MEGA-COLLOSAL, Sayang sekali bukan, Ternyata Gunung Krakatau hanya menempati Level 6, sedangkan ada 2 gunung lain yang pernah membuat letusan diatas kekuatan gunung krakatau. Namun perlu diketahui dan mungkin kalian sudah sering mendengar beritanya, bahwa suara yang dibuat oleh letusannya sangat luar biasa, letusannya menghasilkan suara paling keras yg pernah tercatat dlm sejarah (terdengar sampai Kep. Rodrigues di Afrika sktr 4,800 km jauhnya, dan di Perth Australia 3,100 km). Korban jiwa 36,000 terutama krn tsunami yg tingginya mencapai 30 meter, efek tsunami terukur sampai di Selat Inggris. Debu letusan tertiup angin mengelilingi Bumi 7 kali. VEI 6 setara dng 200 megaton TNT kira-kira 13,000 kali daya ledak Bom Atom Little Boy yg dijatuhkan di Hiroshima. Akibat luar biasa lainnya adalah hilangnya semua spesies di pulau tersebut hingga muncul spesies baru, baru setelah 50 tahun kemudian! saya bangga atas ini. hehe.
3. Gunung Tambora - Sunda Kecil
Gunung Tambora secara luar biasa mencatatkan indeks VEI dengan level 7! Letusan Tambora 1815 adalah letusan terbesar dan terdasyat yg pernah tercatat dlm sejarah. Lebih dari 71,000 orang meninggal (tbelum lagi effek yang dihasilkan setelah letusan seperti kurangnnya bahan makanan, sakit ISPA dll .dan ini menyebut kan jumlah korban jiwa mungkin mencapai 92,000), suhu global turun 0.5 deg Celcius (sinar matahari tertutup debu volcanic selama 3 minggu) mengakibatkan gagal panen diseluruh dunia dan kelaparan yg hebat, abu letusan mencapai stratosphere dan partikel-partikel debu bertahan di atmosphere sampai bertahun-tahun, thn 1816 adalah Year Without Summer alias Tahun Tanpa Musin Panas (a.k.a. Poverty Year / Tahun Kelaparan atau Eighteen Hundred and Froze to Death), Salju turun bulan Juli di belahan utara Bumi (seharusnya Desember) sungguh mengejutkan bukan? namun ini bukan merupakan sang MEGA COLLOSAL. karena dibawah ini merupakan moster dari segala gunung, king of volcano.
Sang MEGA COLLOSAL
Gunung TOBA - SumatraGunung Toba adalah gunung api raksasa yaitu gunung aktif dalam kategori sangat besar, diperkirakan meletus terakhir sekitar 74.000 tahun lalu.
Pada tahun 1939, geolog Belanda Van Bemmelen melaporkan, Danau Toba, yang panjangnya 100 kilometer dan lebarnya 30 kilometer, dikelilingi oleh batu apung peninggalan dari letusan gunung. Karena itu, Van Bemmelen menyimpulkan, Toba adalah sebuah gunung berapi. Belakangan, beberapa peneliti lain menemukan debu riolit (rhyolite) yang seusia dengan batuan Toba di Malaysia, bahkan juga sejauh 3.000 kilometer ke utara hingga India Tengah.
Based on Newhall and Self (J. Geophys. Research, v. 87, p. 1231–1238, 1982).
Volcanic Explosivity Index (VEI)
0 | <100 m | >1000 m3 | Hawaiian | daily | Kilauea |
1 | 100–1000 m | >10,000 m3 | Haw/Strombolian | daily | Stromboli |
2 | 1–5 km | >1,000,000 m3 | Strom/Vulcanian | weekly | Galeras, 1992 |
3 | 3–15 km | >10,000,000 m3 | Vulcanian | yearly | Ruiz, 1985 |
4 | 10–25 km | >0.1 km3 | Vulc/Plinian | >10 yr | Galunggung, 1982 |
5 | >25 km | >1 km3 | Plinian | >100 yr | St. Helens, 1981 |
6 | >25 km | >10 km3 | Plin/Ultra-Plinian | >100 yr | Krakatau, 1883 |
7 | >25 km | >100 km3 | Ultra-Plinian | >1000 yr | Tambora, 1815 |
8 | >25 km | >1000 km3 | Ultra-Plinian | >10,000 yr | Toba, 71 ka |
Skala Ledakan Terdahsyat adalah SKALA 8 : TOBA
Beberapa ahli kelautan pun melaporkan telah menemukan jejak-jejak batuan Toba di Samudra Hindia dan Teluk Benggala. Para peneliti awal, Van Bemmelen juga Aldiss dan Ghazali (1984) telah menduga Toba tercipta lewat sebuah letusan mahadahsyat. Namun peneliti lain, Vestappen (1961), Yokoyama dan Hehanusa (1981), serta Nishimura (1984), menduga kaldera itu tercipta lewat beberapa kali letusan. Peneliti lebih baru, Knight dan sejawatnya (1986) serta Chesner dan Rose (1991), memberikan perkiraan lebih detail: kaldera Toba tercipta lewat tiga letusan raksasa.letusan yang menyebabkan hilangnya semua spesies di pulau tersebut hingga muncul spesies baru, baru setelah 50 tahun kemudian!
Penelitian seputar Toba belum berakhir hingga kini. Jadi, masih banyak misteri di balik raksasa yang sedang tidur itu. Salah satu peneliti Toba angkatan terbaru itu adalah Fauzi dari Indonesia, seismolog pada Badan Meteorologi dan Geofisika. Sarjana fisika dari Universitas Indonesia lulusan 1985 ini berhasil meraih gelar doktor dari Renssealer Polytechnic Institute, New York, pada 1998, untuk penelitiannya mengenai Toba.
Sebelumnya Gunung Toba pernah meletus tiga kali. - Letusan pertama terjadi sekitar 800 ribu tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea
- Letusan kedua yang memiliki kekuatan lebih kecil, terjadi 500 ribu tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di utara Danau Toba. Tepatnya di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol. Dari dua letusan ini, letusan ketigalah yang paling dashyat.
- Letusan ketiga 74.000 tahun lalu menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau Samosir di tengahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar