Jambi: Aktivitas kegempaan Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci, Jambi, selain mengeluarkan asap vulkanik juga mengeluarkan suara gemuruh, namun masih tergolong normal. Meskipun aktivitas vulkanik Gunung Kerinci belakangan ini cenderung meningkat, status gunung tertinggi di Sumatera dan kedua di Indonesia, tersebut belum berubah, masih waspada. Demikian dikatakan Kepala Pos Vulkanologi dan Pemantau Gunung Kerinci melalui Camat Kayu Aro Yal Kasni di Kerinci, Jumat (5/11) [baca: Aktivitas Gunung Kerinci Meningkat].
"Statusnya masih tetap waspada bersama 22 gunung berapi lainnya di Tanah Air. Aktivitas vulkaniknya masih seperti biasa belum terjadi peningkatan luar biasa," katanya [baca: Ini Daftar 22 Gunung Api di Atas Normal].
Ia mengakui, pada beberapa kali kegempaan yang terjadi dua hari belakangan gunung tersebut sempat disertai dengan suara gemuruh. "Memang sempat mengeluarkan asap dan suara bergemuruh tapi masih terbilang normal, karena biasanya juga begitu. Makanya warga Kayu Aro pun tidak terlalu merisaukan hal tersebut," jelasnya.
Pihak Kecamatan sudah menyampaikan kondisi tersebut kepada masyarakat, namun selain penutupan jalur pendakian, belum ada instruksi lain yang diterimanya. Baik dari pihak Vulkanolgi dan pemantau Gunung Kerinci maupun dari Pemerintah Kabupaten Kerinci dan Pemerintah Provinsi Jambi.
Warga tetap masih dibolehkan beraktivitas seperti biasanya di ladang dan kebun, belum ada larangan keluar rumah, jalur jalan Kayu Aro menuju Sumbar masih berfungsi normal. Hanya saja, warga tetap diminta terus meningkatkan kewaspadaan. Setiap Kepala desa telah diinstruksikan tetap memelihara komunikasi dengan warga terkait perkembangan ativitas Gunung Kerinci.
Suara gemuruh di puncak gunung dengan tinggi 3.805 meter itu tidak terlalu dicemaskan warga. Sebab, selain memang sudah terbiasa dengan hal serupa, warga juga mengira suara tersebut disebabkan tiupan angin kencang. "Memang pada saat musim pancaroba seperti sekarang ini, Kerinci mengalami musim angin yang luar biasa, angin berkabut bertiup sepanjang hari," katanya. Warga berpikiran angin di puncak gunung pasti bertiup jauh lebih kencang, sehingga sampai mengeluarkan suara gemuruh tersebut.
Sumber : liputam6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar