Selasa, 07 Juni 2011

Penambangan Kapur Lenyapkan Koloni Kelelawar

Gangguan terhadap koloni kelelawar terjadi di hampir semua kawasan bukit kapur Indonesia.

Konferensi Kelelawar se-Asia Tenggara yang ke-2, hari ini digelar di Bogor Jawa Barat hingga 9 Juni 2011. 

Konferensi itu dihadiri oleh 80 peneliti kelelawar dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Kamboja, Singapura, India, Cina, Jepang , Taiwan, Amerika Serikat, Kanada. Inggris, dan Australia.


Salah satu perhatian penting yang muncul dalam acara internasional yang mengambil tajuk 'Zoonosis dan Peran Kelawar dalam Keseimbangan Ekosistem' itu, adalah tergusurnya keberadaan kelelawar oleh gangguan manusia.

"Salah satu gangguan manusia yang sering dijumpai adalah eksploitasi di beberapa daerah batu kapur," ujar Profesor Dr Riset Ibnu Maryanto dari Puslit Biologi LIPI, di sela-sela acara konferensi, Senin 6 Juni 2011. 

Menurut Ibnu, gangguan terhadap koloni kelelawar terjadi di hampir semua kawasan bukit kapur Indonesia. Padahal, kelelawar menyukai daerah batu kapur, karena sifat batuan kapur yang berpori memungkinkan resapan air dan menjadikan daerah tersebut menjadi tempat yang lembab. "Kelalawar 100 persen suka daerah lembab," kata Ibnu.

Ibnu mengatakan, Indonesia adalah tempat dari sekitar 11 persen spesies kelelawar di seluruh dunia. Spesies kelelawar kita, jumlahnya terbesar di Asia. Ada tak kurang dari 225 jenis kelelawar di seluruh Indonesia. Sayangnya, sekitar 5 persen dari hilang atau punah akibat gangguan manusia.

Oleh karenanya, Ibnu mengingatkan agar eksploitasi kapur dan hutan musti dikendalikan dan memperhatikan konservasi kelelawar. Sebab, binatang ini memiliki peran penting dalam kelestarian alam.

Beberapa jenis kelelawar memiliki fungsi sebagai satu-satunya penyerbuk pohon, sehingga punahnya jenis kelelawar itu akan berakibat pada punahnya jenis pohon tertentu. Sebaliknya, punahnya jenis pohon tertentu, bisa juga berakibat pada punahnya spesies kelelawar tertentu.


Source : VIVAnews

Gamma Ray  ;       http://www.flucard.blogspot.com

Tidak ada komentar: