Hacker yang menemukan celah keamanan di situs AT&T dan pengungkap alamat email seratusan ribu pengguna iPad, akhirnya dicokok pemerintah Amerika Serikat.
Peristiwa dibobolnya 114 ribu identitas pelanggan operator AT&T yang juga pengguna iPad, memang sempat menghebohkan.
Peristiwa dibobolnya 114 ribu identitas pelanggan operator AT&T yang juga pengguna iPad, memang sempat menghebohkan.
Sebab, peristiwa itu juga turut mengungkap beberapa alamat email para tokoh penting di AS, seperti Kepala Staf Gedung Putih Rahm Emanuel, Walikota New York Michael Bloomberg, dan penyiar berita ABC Diane Sawyer.
Bahkan, selain itu ada pula alamat-alamat email orang-orang dari Google, Amazon, Microsoft, serta petingg-petinggi militer AS lain. Hal ini membuat biro investigasi AS FBI turun tangan.
Andrew Auerheimer, hacker yang dituding sebagai pelaku pengungkapan data itu, menurut laporan dari CNet, telah dicokok oleh FBI dan kini mendekam di pusat penahanan negara, di Fayetteville, Arkansas.
Andrew ditahan melalui upaya pencarian FBI di rumahnya di Arkansas. Anehnya, Andrew justru bakal menghadapi dakwaan yang berbeda, yakni atas kepemilikan obat-obat terlarang. Bukan karena ia mengungkap data ratusan ribu email tadi.
Ia akan menghadapi empat tuduhan berat kepemilikan zat terlarang, serta satu tuduhan kepemilikan ringan. Menurut Letnan Mike Perrymen dari Deparrtemen Kepolisian Fayetteville, pihak berwajib menemukan obat terlarang saat menggeledah pria 24 tahun ini. Ia dituduh kedapatan membawa kokain, ecstasy, LSD, serta obat-obat tertentu lainnya.
Andrew adalah salah satu tokoh kunci yang bekerja di komunitas keamanan komputer Goatse. Beberapa waktu lalu Goatse menemukan celah keamanan di situs AT&T dan berhasil mengambil data pribadi pelanggan yang membeli iPad dari situs tersebut.
Data-data yang bocor itu kemudian dipublikasikan melalui situs teknologi milik kelompok media Gawker. Goatse sendiri membantah bila langkah mereka dianggap ilegal. Menurut Goatse, seluruh data yang mereka dapatkan dikumpulkan lewar server web publik tanpa menggunakan password.
Mereka membuat program yang mampu menebak-nebak ribuan nomor Integrated Circuit Card Identifier (ICC-ID) sehingga situs AT&T 'memberikan' data-data email seratusan ribu pelangganya kepada program tersebut.
"Artinya, informasi ini bisa diakses oleh setiap orang di internet. Jadi kami tidak melakukan pembocoran, penyelinapan, atau penetrasi," kata Goatse. Selain itu, Goatse juga mengungkap data-data itu, karena merasa bahwa para pengguna iPad punya hak untuk mengetahui bahwa data pribadi mereka tidak aman.
Bahkan, selain itu ada pula alamat-alamat email orang-orang dari Google, Amazon, Microsoft, serta petingg-petinggi militer AS lain. Hal ini membuat biro investigasi AS FBI turun tangan.
Andrew Auerheimer, hacker yang dituding sebagai pelaku pengungkapan data itu, menurut laporan dari CNet, telah dicokok oleh FBI dan kini mendekam di pusat penahanan negara, di Fayetteville, Arkansas.
Andrew ditahan melalui upaya pencarian FBI di rumahnya di Arkansas. Anehnya, Andrew justru bakal menghadapi dakwaan yang berbeda, yakni atas kepemilikan obat-obat terlarang. Bukan karena ia mengungkap data ratusan ribu email tadi.
Ia akan menghadapi empat tuduhan berat kepemilikan zat terlarang, serta satu tuduhan kepemilikan ringan. Menurut Letnan Mike Perrymen dari Deparrtemen Kepolisian Fayetteville, pihak berwajib menemukan obat terlarang saat menggeledah pria 24 tahun ini. Ia dituduh kedapatan membawa kokain, ecstasy, LSD, serta obat-obat tertentu lainnya.
Andrew adalah salah satu tokoh kunci yang bekerja di komunitas keamanan komputer Goatse. Beberapa waktu lalu Goatse menemukan celah keamanan di situs AT&T dan berhasil mengambil data pribadi pelanggan yang membeli iPad dari situs tersebut.
Data-data yang bocor itu kemudian dipublikasikan melalui situs teknologi milik kelompok media Gawker. Goatse sendiri membantah bila langkah mereka dianggap ilegal. Menurut Goatse, seluruh data yang mereka dapatkan dikumpulkan lewar server web publik tanpa menggunakan password.
Mereka membuat program yang mampu menebak-nebak ribuan nomor Integrated Circuit Card Identifier (ICC-ID) sehingga situs AT&T 'memberikan' data-data email seratusan ribu pelangganya kepada program tersebut.
"Artinya, informasi ini bisa diakses oleh setiap orang di internet. Jadi kami tidak melakukan pembocoran, penyelinapan, atau penetrasi," kata Goatse. Selain itu, Goatse juga mengungkap data-data itu, karena merasa bahwa para pengguna iPad punya hak untuk mengetahui bahwa data pribadi mereka tidak aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar