http://www.flucard.blogspot.com |
Kehamilan mengantarkan wanita bertemu berbagai pengalaman baru yang tak terlupakan. Salah satunya adalah pengalaman menghadapi perubahan mood yang bikin stres. Berikut tips untuk mengatasi stres saat hamil.
Proses kehamilan jelas mengubah banyak hal. Tak hanya fisik, emosional ibu hamil juga ikut berubah pada masa-masa kehamilan.
dokter kandungan dari RS Juwita Bekasi Timur, dr. Hario Untoro, SpOG mengatakan setiap kehamilan selalu menimbulkan stres. Namun kadarnya tergantung kemampuan adaptasi si ibu menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya.
Banyak yang menganggap bahwa gangguan emosi pada ibu hamil hanya terjadi pada masa-masa kehamilan tertentu. Ada anggapan bahwa pada trimester pertama, perubahaan mood mencapai puncaknya dan akan mereda ketika usia kehamilan si calon ibu menginjak trimester kedua.
Apakah memang demikian? dr. Haryo menampiknya. Menurut dia, fluktuasi emosi bisa terjadi di sepanjang kehamilan dengan kadar yang bermacam-macam. "Tergantung masalah yang dihadapi di setiap trimesternya. Karena kan perubahan yang muncul pada setiap trimester berbeda-beda," terangnya.
Dan biasanya, ia melanjutkan, ibu hamil yang baru pertama kali mengandung, merasakan tingkat stres lebih tinggi ketimbang mereka yang sudah beberapa kali hamil. Selain itu, kepribadian calon ibu juga ikut memengaruhi kadar stres ketika hamil.
Berikut beberapa tips mengatasi stres saat hamil :
Proses kehamilan jelas mengubah banyak hal. Tak hanya fisik, emosional ibu hamil juga ikut berubah pada masa-masa kehamilan.
dokter kandungan dari RS Juwita Bekasi Timur, dr. Hario Untoro, SpOG mengatakan setiap kehamilan selalu menimbulkan stres. Namun kadarnya tergantung kemampuan adaptasi si ibu menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya.
Banyak yang menganggap bahwa gangguan emosi pada ibu hamil hanya terjadi pada masa-masa kehamilan tertentu. Ada anggapan bahwa pada trimester pertama, perubahaan mood mencapai puncaknya dan akan mereda ketika usia kehamilan si calon ibu menginjak trimester kedua.
Apakah memang demikian? dr. Haryo menampiknya. Menurut dia, fluktuasi emosi bisa terjadi di sepanjang kehamilan dengan kadar yang bermacam-macam. "Tergantung masalah yang dihadapi di setiap trimesternya. Karena kan perubahan yang muncul pada setiap trimester berbeda-beda," terangnya.
Dan biasanya, ia melanjutkan, ibu hamil yang baru pertama kali mengandung, merasakan tingkat stres lebih tinggi ketimbang mereka yang sudah beberapa kali hamil. Selain itu, kepribadian calon ibu juga ikut memengaruhi kadar stres ketika hamil.
Berikut beberapa tips mengatasi stres saat hamil :
1. Cari penyebabnya. Renungkan dan diskusikan dengan suami dan keluarga apa saja hal-hal yang menjadi beban berat pikiran Anda.
2. Jaga asupan nutrisi. Menjaga asupan makanan juga bisa membantu ibu hamil menekan risiko stres dan depresi.
3. Rutin berolahraga. Tubuh yang sehat sangat membantu Anda dalam menjaga kesehatan jiwa dan pikiran.
4. Hindari kebiasaan buruk, seperti rokok dan minuman alkohol. Alihkan perhatian Anda setiap kali keinginan untuk melakukan kebiasaan buruk tersebut datang dengan kegiatan yang bisa mendatangkan manfaat lebih bagi Anda. Kebiasaan buruk ini bisa memicu stres dan depresi.
5. Jalin komunikasi. Tidak hanya dengan suami dan keluarga, komunikasi juga bisa dijalin antara sesama ibu hamil. Persamaan nasib dan pengalaman bisa membantu meringankan beban pikiran Anda.
6. Rajin beraktivitas. Aktif melakukan aktivitas yang bermanfaat bagi ibu hamil, seperti beryoga, berkumpul bersama teman, dan rekreasi, akan membuat pikiran Anda tidak terfokus pada hal-hal berat yang biasanya Anda pikirkan dan juga menurunkan hormon stres.
7. Istirahat nyaman dan cukup. Selain di rumah, istirahat juga bisa dilakukan saat bepergian ke luar kota. Pilih tempat berlibur yang nyaman dan tenang, sehingga Anda bisa istirahat dengan santai. Perhatikan pula posisi istirahat yang tepat bagi ibu hamil.
8. Konsultasikan dengan dokter. Sebisa mungkin, semua keluhan dan perasaan tak nyaman Anda didiskusikan dengan dokter kepercayaan Anda. Dokter akan menilai apakah Anda membutuhkan pengobatan medis atau psikologis sehingga tindak pencegahan bisa segera dilakukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar