Rabu, 27 April 2011

Beginilah Proses Kehamilan dan Kelahiran Terjadi

Ketika ejakulasi terjadi, pria akan mengeluarkan jutaan spermatozoa ke dalam vagina wanita (baca : Proses Sperma Keluar Dari Penis Ketika Ejakulasi Terjadi). Jika saat itu terdapat sel telur yang telah matang sempurna di dalam alat reproduksi wanita maka akan terjadi kehamilan.



Peristiwa pembuahan (Fertilisasi) pada umumnya terjadi pada daerah dekat pangkal tuba (saluran keluar ovum). Terdapat hubungan yang erat antara seks, kesuburan dan kehamilan.

Dalam fertilisasi, spermatozoa menembus masuk ke dalam sel telur yang telah matang. Apabila telah ditembus oleh satu spermatozoa, sel telur akan membentuk selubung yang membuatnya tidak dapat lagi ditembus oleh spermatozoa lainnya.

Agar lebih mudah dipahami, hal tersebut bisa dianalogikan layaknya seorang wanita yang setia pada pasangannya. Saat seorang pria yang menjadi pasangannya telah datang dan memasuki hatinya, secara otomatis hatinya tidak dapat lagi ditembus oleh godaan pria lain yang juga ingin masuk ke dalamnya. Hal inilah yang juga terjadi pada sel telur matang yang dibuahi oleh satu spermatozoa.

Dalam fertilisasi, sel telur yang membawa sifat dari sang ibu akan menyatukan sifat-sifat tersebut dengan sifat dari ayah yang dibawa oleh spermatozoa. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, sifat-sifat tersebut terkandung dalam kromosom yang terdapat di dalam masing-masing sel kelamin.

Setelah fertilisasi terjadi, sel baru yang merupakan kesatuan dari sel telur dan spermatozoa disebut zigot. Zigot selanjutnya akan terus digerakkan menuju dinding rahim untuk mengadakan pelekatan (implantasi). Dalam proses ini, zigot terus mengadakan perkembangbiakan sel sehingga pada akhirnya membentuk suatu individu baru yang dikandung selama kehamilan.

Setelah mengadakan implantasi, embrio yang merupakan kelanjutan dari zigot akan terus berkembang menjadi lebih besar hingga disebut bayi (Foetus). Maksud dari proses implantasi embrio pada rahim hingga saat kelahiran seorang bayi adalah pembentukan hubungan antara tubuh ibu dan bayi. Hubungan tersebut terwujud dalam tali pusat (Placenta) yang mengandung pembuluh darah. Adanya pembuluh darah memungkinkan penghantaran nutrisi dari tubuh ibu ke bayi.

Bayi akan terus berkembang dan berada dalam rahim hingga memiliki kemampuan untuk hidup di luar tubuh ibu. Waktu normal terjadinya kelahiran adalah berkisar pada usia kehamilan 37 sampai dengan 40 minggu. Apabila kelahiran terjadi sebelum 37 minggu, bayi akan dilahirkan secara prematur. Kondisi tersebut sering menyebabkan kematian (Apabila bayi berusia kurang dari 8 minggu) ataupun kondisi di mana bayi harus disokong terlebih dahulu oleh obat dan alat medis untuk dapat hidup di luar tubuh ibu (Apabila bayi berusia lebih dari 28 minggu, tetapi kurang dari 37 minggu).

Apabila bayi belum dilahirkan hingga usia 42 minggu atau lebih, placenta tidak akan dapat lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan demikian, nutrisi dari ibu tidak lagi dihantarkan ke dalam tubuh bayi. Kondisi tersebut sering menyebabkan abnormalitas, bahkan kematian bayi. Kondisi tersebut jarang terjadi apabila sang ibu mengontrol kesehatannya selama kehamilan secara teratur kepada ahli kandungan. Pada umumnya, dokter akan memutuskan untuk merangsang atau mempercepat kelahiran bayi sebelum usia bayi terlalu tua.

Dengan lahirnya bayi, seorang wanita dapat dikatakan telah sukses untuk melaksanakan salah satu fungsi manusia, yaitu berkembang biak.

Source : sexsualitas.net

Gamma-Ray ; http://flucard.blogspot.com

Tidak ada komentar: