Minggu, 24 April 2011

Curigai Makanan yang Tidak Basi-basi



Seorang ibu rumah tangga membeli jajanan tradisional untuk camilan keluarganya. Karena membeli dalam jumlah banyak makanan itu tidak habis dalam sehari.

Setelah hari ketiga, jajanan itu ternyata tidak juga basi padahal tidak dimasukkan dalam kulkas. Ia pun mulai berpikir kenapa kue-kue basah itu bisa awet hingga berhari-hari?

Ir Chandra Irawan, MSi, pakar kimia pangan dan gizi dari Akademi Kimia Analis Bogor, menjelaskan bahwa di Indonesia pada umumnya setiap makanan dapat dengan leluasa beredar dan dijual tanpa harus terlebih dahulu melalui kontrol kualitas dan kontrol keselamatan.

Diduga lebih dari 70 persen makanan tradisonal yang dijual dalam proses produksinya jauh dari persyaratan kesehatan dan keselamatan karena pemakaian bahan pengawet yang tinggi misalnya.

Untuk makanan tradisional misalnya, Ir Chandra menjelaskan banyak produsen 'nakal' yang sering menambahkan zat aditif atau pengawet tertentu yang berbahaya agar membuat makanan yang dijualnya tampak menarik, tahan lama dan tidak gampang basi.

Ir Chandra menyebutkan beberapa pengawet berbahaya yang sering digunakan untuk makanan tradisional dan jajan anak sekolah antara lain Formalin (pengawet non makanan dan disinfektan), Boraks (pengawet non makanan dan pestisida), Natamysin, Kalium Asetat dan Butil Hidroksi Anisol (BHA).

Bagaimana mengenali makanan yang pakai banyak pengawet?

Berikut beberapa contoh makanan yang sering ditambahkan zat pengawet berbahaya:

1. Jajanan tradisional
Teksturnya sangat kenyal, berasa tajam seperti sangat gurih, membuat lidah bergetar dan memberi rasa getir. Tidak rusak lebih dari 2 hari pada suhu kamar.

2. Roti
Masa kadaluarsa roti menjadi sangat lama dari biasanya. Tampilan roti sangat putih dan teksturnya tidak lembut dan kenyal, tetapi menjadi agak keras sehingga bisa tahan lama.

3. Mie basah
Teksturnya kenyal, lebih mengkilat, tidak lengket dan tidak mudah putus. Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celsius). Tidak lengket dan lebih mengkilap dibandingkan mie biasa.

4. Bakso
Teksturnya sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan. Tidak rusak lebih dari 2 hari pada suhu kamar dan teksturnya sangat kenyal.

5. Tahu
Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar dan bisa bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es. Tahu terlampau keras, kenyal namun tidak padat.

6. Kerupuk
Teksturnya renyah dan menimbulkan rasa getir.

7. Ikan
Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar. Warna insang merah tua tidak cemerlang bukan merah segar dan warna daging putih bersih.

8. Ikan asin
Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar. Bersih cerah dan tidak berbau seperti ikan asin. Tidak dihinggapi lalat pada area yang banyak berlalat.

9. Ayam
Tidak rusak lebih dari 2 hari pada suhu kamar 25 celsius dan tekstur kencang.

Lalu apa bahayanya?

"Pengawet itu kan fungsinya untuk membunuh mikroorganisme. Tapi kalau pengawetnya dimasukkan secara berlebihan, maka akan susah disintesis atau degradasi oleh tubuh, akhirnya terendapkan. Nah, lama-lama ini bisa memicu kanker dan sebagainya karena kan sifatnya karsinogen," jelas Ir Chandra.

Berikut dampak dari penggunaan zat pengawet berbahaya:

1. Formalin
Dapat menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa dan sistem saraf pusat.

2. Boraks
Dapat menyebabkan gangguan otak, hati, lemak dan ginjal.

3. Natamysin
Dapat menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan pada kulit.

4. Kalium Asetat
Dapat menyebabkan rusaknya fungsi ginjal.

5. Butil Hidroksi Anisol (BHA)
Dapat menyebabkan penyakit hati dan memicu kanker.

Source : Merry Wahyuningsih - detikHealth

Gamma-Ray ; http://flucard.blogspot.com

Tidak ada komentar: