19 tersangka terorisme bom buku dan bom Serpong berada di luar jaringan yang selama ini eksis di Indonesia. Maka, tak heran bila pengamat terorisme yang juga sering digandeng Polri untuk menginterogasi teroris, Mardigu WP, merasa terkejut dengan hadirnya para pemain baru ini.
"Ini merupakan surprise lah menurut saya dan mereka pun tidak pernah ada sejarah ke Afganistan. Saya acungi jempol kepada pihak kepolisian yang telah berhasil membuka tabir kejahatan ini," kata Mardigu.
Menurut Mardigu, para tersangka yang ditangkap pada Kamis (22/4), dua hari lalu itu, tidak punya pengalaman jihad ke negara-negara Timur Tengah seperti laiknya teroris lain. Mereka belajar paham terorisme dari buku, internet, dan video.
"Menurut saya, orang-orang ini memang dari awal telah memiliki pemahaman radikal dan passion yang menyala duluan sehingga dapat terinspirasi hanya dengan membaca buku," urai Mardigu.
Mengenai motif, lanjutnya, bisa jadi karena ingin mengacaukan keamanan negara dengan cara-cara kriminal. Tindakan itu mereka lakukan kemungkinan akibat ketidakpuasa terhadap pemerintah atau ketimpangan hidup yang sekarang terjadi di negeri ini.
"Saat ini motifnya jadi personal war, mungkin bisa saja karena ketidakpuasan terhadap pemerintah atau ketimpangan hidup yang sekarang ini terjadi. Jadi ini bukan lagi tindakan teroris, tapi hanya tindakan kriminal pengacau keamanan," tandasnya.
Seperti diketahui Densus 88 Antiteror Mabes Polri telah menangkap 19 tersangka terkait teror bom buku dan bom di Serpong. Berikut tempat penangkapan dan inisial ke-19 tersangka tersebut:
1. Pondok Kopi, Jakarta Timur (Jaktim) ada 5 tersangka berinisial: A, D, M, R, A.
2. Kramat Jati, Jaktim, ada 3 tersangka berinisial: F, D, Y
3. Rawamangun, Jaktim ada seorang tersangka berinisial M
4. Bogor, Jawa Barat (Jabar) ada 5 tersangka berinisial: P, A, A, E, R
5. Bekasi, Jabar, satu tersangka berinisial A
6. Tangerang, Banten satu tersangka berinisial J
7. Aceh, NAD ada 3 tersangka berinisial: P, J, F
"Ini merupakan surprise lah menurut saya dan mereka pun tidak pernah ada sejarah ke Afganistan. Saya acungi jempol kepada pihak kepolisian yang telah berhasil membuka tabir kejahatan ini," kata Mardigu.
Menurut Mardigu, para tersangka yang ditangkap pada Kamis (22/4), dua hari lalu itu, tidak punya pengalaman jihad ke negara-negara Timur Tengah seperti laiknya teroris lain. Mereka belajar paham terorisme dari buku, internet, dan video.
"Menurut saya, orang-orang ini memang dari awal telah memiliki pemahaman radikal dan passion yang menyala duluan sehingga dapat terinspirasi hanya dengan membaca buku," urai Mardigu.
Mengenai motif, lanjutnya, bisa jadi karena ingin mengacaukan keamanan negara dengan cara-cara kriminal. Tindakan itu mereka lakukan kemungkinan akibat ketidakpuasa terhadap pemerintah atau ketimpangan hidup yang sekarang terjadi di negeri ini.
"Saat ini motifnya jadi personal war, mungkin bisa saja karena ketidakpuasan terhadap pemerintah atau ketimpangan hidup yang sekarang ini terjadi. Jadi ini bukan lagi tindakan teroris, tapi hanya tindakan kriminal pengacau keamanan," tandasnya.
Seperti diketahui Densus 88 Antiteror Mabes Polri telah menangkap 19 tersangka terkait teror bom buku dan bom di Serpong. Berikut tempat penangkapan dan inisial ke-19 tersangka tersebut:
1. Pondok Kopi, Jakarta Timur (Jaktim) ada 5 tersangka berinisial: A, D, M, R, A.
2. Kramat Jati, Jaktim, ada 3 tersangka berinisial: F, D, Y
3. Rawamangun, Jaktim ada seorang tersangka berinisial M
4. Bogor, Jawa Barat (Jabar) ada 5 tersangka berinisial: P, A, A, E, R
5. Bekasi, Jabar, satu tersangka berinisial A
6. Tangerang, Banten satu tersangka berinisial J
7. Aceh, NAD ada 3 tersangka berinisial: P, J, F
Source :detik
Gamma-Ray ; http://www.flucard.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar