Minggu, 17 April 2011

Polri Duga Kuat Pelaku Bom Bunuh Diri Muchamad Syarif



http://www.flucard.blogspot.com
Mabes Polri menduga kuat pelaku bom bunuh diri di Cirebon adalah Muchamad Syarif. Hal ini menyusul temuan dan berikut keterangan saksi yang telah dihimpun polisi.

"Yang sudah di BAP 19 saksi, yang diminta keterangan kurang lebih 25 orang. Saksi-saksi ini termasuk anggota kita yang tahu persis pada saat kejadian itu, yaitu pada saat shalat Jumat," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (17/4/2011).

Kendati demikian, Polri mengaku masih menanti hasil identifikasi DNA pelaku bom bunuh diri dengan orang tua si pelaku. Polisi telah meminta DNA yang diduga kuat sebagai orangtua pelaku bom bunuh diri di Mapolrestas Cirebon.

"Sampai saat ini proses (identifikasi) sedang berlangsung. Kita belum bisa mengumumkan hasilnya," ujar Anton.

Menurut Anton, poses identifikasi melalui metode SCI memerlukan waktu tiga hingga 12 hari untuk melihat DNA pelaku bom bunuh diri, dengan orang tuanya.

"Kita tunggu agar proses ini berjalan dengan lancar. Agar dengan ilmu scientific crime investigation (SCI) yang kita punyai benar-benar memastikan jika ini benar-benar Muchamad
Syarif," imbuhnya.



Sekjen FUI: Bom Bunuh Diri Cirebon Terkait Umar Patek?

Sekretaris Jenderal FUI (Forum Umat Islam) Muhammad Al Khathat mendapat kabar, aksi bom bunuh diri di Masjid Al-Zikro Mapolresta Cirebon, Jawa Barat, Jumat (15/4/2011) lalu, terkait penangkapan dedengkot Jamaah Islamiyah, Umar Patek. Namun hingga kini, kabar tersebut masih simpang siur.

"Saya tidak tahu benar atau tidak karena yang bersangkutan juga sudah mati," kata Al-Khathat usai bedah buku Abu Bakar Baasyir "Seruan Tauhid, di Bawah Ancaman Mati" di Gedung Joeang 45, Jakarta, Minggu, (17/4/2011).

Namun demikian, Muhammad Al Khathat mengarai, ada indoktinasi yang salah kepada pelaku bom bunuh diri di Cirebon. Apalagi, bom bunuh diri ini justru kian menyudutkan umat Islam.

"Ini juga dapat dikatakan serangan kepada umat Islam dan memfitnah bahwa yang melakukan penyerangan adalah kelompok Islam," ungkapnya seraya menyebut, atas serangan bom tersebut, polisi akan merazia kelompok Islam.

"Ada kemungkinan (adu domba), karena yang dibom itu polisi di Masjid Mapolresta. Bisa jadi supaya polisi marah kepada Umat Islam lalu melakukan razia dimana-mana dan itu menyusahkan kita," imbuhnya.

Al-Khathat menambahkan, pihak polisi harus mencari aktor intelektual yang mendalangi aksi tersebut karena hal tersebut bertentangan dengan paham jihad.

Seperti diberitakan, sebuah bom meledak di Masjid Mapolestra Cirebon, Jumat (15/4/2011). Pelaku tewas seketika di dalam masjid. Atas bom ini, korban luka berat, ringan dan sedang sebanyak 30 orang.

Sekjen FUI: Pelaku Bom Bunuh Diri Tidak Paham Jihad

Sekretaris Jenderal FUI (Forum Umat Islam) Muhammad Al Khathat menuding, pelaku bom bunuh diri di Cirebon tidak paham dengan makna jihad. Pasalnya, dalam ajaran jihad dilarang melakukan pemboman terhadap masjid.

"Sehingga saya tidak berani mengatakan apakah betul dia itu mau jihad atau nggak. Kan tidak ada informasi, tapi jelas dia tidak paham jihad," kata Al-Khathat usai bedah buku Abu Bakar Baasyir "Seruan Tauhid, di Bawah Ancaman Mati" di Gedung Joeang 45, Jakarta, Minggu, (17/4/2011).

Al-Khathat mengatakan, jihad menyasar pihak-pihak lawan yang menghalangi perjuangan umat Islam. Dirinya juga mengaku belum dapat menyimpulkan tujuan yang digunakan pelaku untuk melakukan aksi tersebut.

"Pelaku sudah tewas, agak sulit untuk mencari motifnya," imbuhnya.

Seperti diberitakan, sebuah bom meledak di Masjid Mapolestra Cirebon, Jumat (15/4/2011). Pelaku tewas seketika di dalam masjid. Atas bom ini, korban luka berat, ringan dan sedang sebanyak 30 orang.

Source : Willem Jonata- Ferdinand Waskita- Ferdinand Waskita-Tribunnews

Tidak ada komentar: