Senin, 21 Maret 2011

Objek Foto Menarik di Nias

Lompat batu di Desa Bawomataluo, Nias Selatan, . Lompat batu menjadi salah satu andalan wisata budaya Nias

Sejauh ini lokasi-lokasi yang menjadi labuhan fotografer dan pencinta fotografi di Pulau Nias tidak lebih di seputar lokasi yang sudah sangat dikenal masyarakat, seperti batu megalit di Gomo, atraksi lompat batu di Bawamataluo, Telukdalam; ombak tinggi di Pantai Sorake dan Lagundri, Telukdalam; serta kluster perkampungan dengan rumah eksotis rumah adat di Telukdalam dan di Gunungsitoli.

Kali ini penulis mencoba menawarkan sebagian kecil obyek dan tempat lain di Pulau Nias, khususnya di Gunungsitoli dan sekitarnya, yang layak dipertimbangkan untuk dijadikan sasaran blitz para penggemar fotografi untuk berburu foto.

Konvoi Sepeda Anak Sekolah
Pemandangan ini bisa terlihat setiap pagi di sepanjang jalan pelabuhan udara Binaka ke arah Gunungsitoli. Anak-anak sekolahan yang mengayuh sepeda angin, yang dalam bahasa lokal disebut kureta, secara bergerombol menuju sekolah mereka di pusat Kota Gunungsitoli. Dari simpang Miga hingga Jalan Diponegoro menuju Jalan Pendidikan, Gunungsitoli—lokasi gedung sekolahan—adalah tempat yang cukup representatif untuk dijadikan obyek bidikan kamera. Hal itu karena jalur jalan itu sebagai tempat bertemunya siswa-siswa dari arah Kecamatan Bukit Serangkai (Botombawö) dan siswa yang datang dari arah Bandara Binaka. Momen ini hanya terjadi pada pagi hari sekitar pukul 06.00-07.00 serta pada jam pulang anak sekolah sekitar pukul 13.00-15.00.
 
Titik Hili Miga bisa dijadikan salah satu tempat untuk menjepret, di mana di jalan yang sedikit menanjak itu menjadi tantangan pertama bagi siswa mengayuh sepedanya dalam porsi lebih. Nah, di Hili Miga ini adu kuat sering diperlihatkan, ada sebagian yang harus turun dari kureta (sering dilafalkan gureta) dan juga ada yang terus laju. Titik lain adalah daerah Kilometer 11 hingga 12 ke arah Bukit Serangkai. Sepanjang jalan itu adalah tanjakan dan memaksa siswa-siswi yang pulang dari sekolah harus turun dan menenteng sepedanya.
Geliat Pasar Nou dan Harimbale
 
Disebut Pasar Nou karena lokasinya membelakangi Sungai Nou. Pusat kulakan terbesar di Kota Gunungsitoli tersebut perlu direkam karena merupakan jantung transaksi jual-beli kebutuhan pokok masyarakat Kota Gunungsitoli. Harimbale (arti harfiahnya hari belanja) adalah pasar kampung yang dilakukan pada hari-hari tertentu sekali dalam seminggu.

Bila Anda dari Binaka menuju Gunungsitoli pada hari Jumat maka Anda akan melewati Harimbale Foa. Bila itu hari Senin, Anda akan mendapati hiruk-pikuk pasar kampung di Humene. Pada hari pasar kampung itu warga menjual hasil pertaniannya dan ternaknya, seperti karet, pisang, ubi, babi, ayam. Harimbale dibuka mulai dari pagi hari hingga tengah hari sekitar pukul 13.00.

Pedagang Ikan Segar
Sepanjang pesisir di Gunungsitoli di tepi jalan banyak kios (saung) yang menjual berbagai macam hasil tangkapan ikan segar tanpa menggunakan pengawet apa pun. Pagi sampai siang hari menjadi waktu yang tepat untuk memotret aktivitas warga ini.

Sihambu atau Pandai Besi
Profesi pandai besi di Pulau Nias sudah mulai langka. Warga Nias sudah mulai kesulitan untuk mencari pandai besi. Satu tempat yang NBC ketahui di Mazingö, Desa Hiligodu, Kecamatan Gunungsitoli Selatan. Akankah Ama Sudi, nama si pandai besi itu, bisa menurunkan keterampilan menempa besi menjadi barang tajam untuk keperluan rumah tangga itu kepada generasi di bawahnya, atau warga Nias harus mengimpor parang dari Sibolga?

Pantai Wisata
Beberapa pantai yang selama ini menjadi tempat kunjungan wisatawan seperti Pantai Laowömaru, Pantai Foa, Pantai Muara Kasih sudah sangat memprihatinkan kondisinya. Tidak ada usaha perbaikan oleh pihak-pihak berwenang untuk menghidupkan tempat wisata itu.

Penyulingan Tuak
Industri rumahan ini sangat populer di Nias. Air nira dari pohon kelapa dan enau disuling untuk menghasilkan tuak yang mengandung alkohol hingga 80 persen. Dalam bahasa lokal hasil sulingan itu disebut tuo nifarö (tuak yang disuling). Para pemburu foto bisa merekam proses pembuatan tuak ini dengan mendatangi daerah sekitar Gidö di Kilometer 20 hingga Km 22 di Desa Lölözasai. Keluar dari Bandara Binaka, juru foto mengambil arah kiri dan bisa mendapati industri ini.

Masih banyak lagi tempat yang perlu direkam oleh para peminat foto di Nias. Berbekal sedikit usaha untuk bertanya dan menggali informasi dari warga setempat, tempat-tempat eksotis selain tersebut di atas bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh di kamera para pencinta fotografi. Selamat berburu foto di Nias.

http://www.flucard.blogspot.com

Tidak ada komentar: