Operator induk itu meningkatkan kepemilikannya di Axis hingga 80,1 persen.
Saudi Telecom Company baru saja meningkatkan kepemilikan saham pada anak perusahannya di Indonesia, PT Natrindo Telepon Seluler (NTS) atau lebih dikenal dengan merek GSM-nya, Axis.
Seperti dikutip dari Cellular News, 15 Maret 2011, STC, raksasa operator telekomuikasi yang berbasis di Arab Saudi, menambah komposisi saham kepemilikannya dari 51 persen menjadi 80,1 persen. STC mengakuisisi saham milik pemegang saham lain, yakni operator selular terbesar di Malaysia, Maxis Communications Berhad, sehingga berkurang menjadi 14,9 persen.
Perusahaan arab itu akan menawarkan pinjaman sebesar US$81 juta (setara Rp710 miliar) pada NTS, yang dulu bernama Lippo Telecom. Induk perusahaan itu juga berkomitmen untuk menyiapkan dana segar US$290 (setara Rp2,5 trilun) juta jika sewaktu-waktu Axis membutuhkannya dalam jangka waktu rencana pembangunan lima tahun ke depan.
Dengan demikian, Maxis berencana untuk membatalkan pinjamannya ke Axis sebesar US$412 juta (setara Rp3,6 triliun).
STC memiliki beberapa perusahaan yang tersebar di Kuwait, Bahrain, India, Indonesia, Malaysia, Turki, and Afrika Selatan. Sementara Maxis Communications Berhad (Maxis) masih menjadi penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Malaysia.
Natrindo saat ini digawangi oleh Erik Aas sebagai CEO-nya. Erik ditemani oleh Syakieb Sungkar, Vice President Sales and Distribution yang sebelumnya bertanggung jawab sebagai Regional Sales Director di PT Indosat. Selain itu, ada pula Ben Soppit sebagai Head of Corporate Strategy, yang ditarik dari GSM Association (GSMA), organisasi perdagangan global yang mewakili lebih dari 700 operator di seluruh dunia.
Seperti dikutip dari Cellular News, 15 Maret 2011, STC, raksasa operator telekomuikasi yang berbasis di Arab Saudi, menambah komposisi saham kepemilikannya dari 51 persen menjadi 80,1 persen. STC mengakuisisi saham milik pemegang saham lain, yakni operator selular terbesar di Malaysia, Maxis Communications Berhad, sehingga berkurang menjadi 14,9 persen.
Perusahaan arab itu akan menawarkan pinjaman sebesar US$81 juta (setara Rp710 miliar) pada NTS, yang dulu bernama Lippo Telecom. Induk perusahaan itu juga berkomitmen untuk menyiapkan dana segar US$290 (setara Rp2,5 trilun) juta jika sewaktu-waktu Axis membutuhkannya dalam jangka waktu rencana pembangunan lima tahun ke depan.
Dengan demikian, Maxis berencana untuk membatalkan pinjamannya ke Axis sebesar US$412 juta (setara Rp3,6 triliun).
STC memiliki beberapa perusahaan yang tersebar di Kuwait, Bahrain, India, Indonesia, Malaysia, Turki, and Afrika Selatan. Sementara Maxis Communications Berhad (Maxis) masih menjadi penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Malaysia.
Natrindo saat ini digawangi oleh Erik Aas sebagai CEO-nya. Erik ditemani oleh Syakieb Sungkar, Vice President Sales and Distribution yang sebelumnya bertanggung jawab sebagai Regional Sales Director di PT Indosat. Selain itu, ada pula Ben Soppit sebagai Head of Corporate Strategy, yang ditarik dari GSM Association (GSMA), organisasi perdagangan global yang mewakili lebih dari 700 operator di seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar