Minggu, 13 Maret 2011

Pusaran Air Misterius Pasca Tsunami di Jepang

"Pusaran air memiliki dampak cukup besar pada imajinasi manusia, sangat menakutkan."
Sebuah pusaran air terbentuk setelah tsunami yang menghantam utara Jepang, kemarin. Tsunami itu telah menciptakan pusaran air besar di pelabuhan lepas pantai timur negara itu. Menurut peneliti, pusaran air tidak biasa terjadi setelah adanya gelombang tsunami.

Tsunami yang dipicu gempa berkekuatan 8,9 Skala Richter (SR) itu menghantam Jepang, siang kemarin. Pensiunan seismolog Universitas Washington, Ruth Ludwin mengatakan pusaran mungkin saja terjadi setelah tsunami besar. Hal ini didasarkan keterangan saksi mata dan video beberapa tahun terakhir.

"Pusaran air memiliki dampak cukup besar pada imajinasi manusia, sangat menakutkan," kata Ludwin seperti dikutip dari Livescience. "Tapi dari perspektif catatan geologi, pusaran air tidak meninggalkan jejak khusus yang bisa dikenali sejauh ini."

Menurutnya, pusaran air tercipta karena ada interaksi dari arus air yang deras dan geologi dari garis pantai serta dasar laut. "Jelas, ada banyak air yang terdorong dan kemudian surut di dekat garis pantai," jelasnya.

Hubert Chanson, profesor teknik hidrolik dan mekanika fluida terapan di Universitas Queensland, Australia, menjelaskan, ketika tsunami menghantam garis pantai, sejumlah air menghantam muka tanah yang kering. Dengan cara entah bagaimana, hal ini menciptakan fenomena mirip gelombang memecah bendungan.

Hal ini, kata dia, mirip dengan kejadian tsunami di Indonesia dan Thailand pada December 2004 kemudian tsunami Jepang, Jumat 11 Maret 2011.

Di saat yang sama, dampak tsunami di perairan pantai mendorong gerakan turbulen yang sangat intens. Dan dengan kedalaman tertentu, lanjutnya, sebuah pusaran besar bisa terbentuk.

Ludwin menambahkan gambar dan video pertama yang mengabadikan pusaran air setelah tsunami muncul di tsunami Samudera Hindia, 2004 silam. Tapi, dia menilai keterangan saksi mata sebelumnya menunjukkan bahwa pusaran air tsunami bukanlah hal baru.

Sebelum 2004, ada laporan mengenai pusaran air ini setelah gempa bumi besar Lisbon tahun 1775. Orang-orang Haida dari Kepulauan Ratu Charlotte di lepas pantai British Columbia memiliki mitos tentang gelombang busa berputar.
TOKYO - Angka kematian akibat gempa yang melanda Tokyo, pada hari ini dipastikan menyentuh 185 jiwa. Jumlah korban diperkirakan terus meningkat hingga lebih dari 1.000 orang, saat sekira 1.800 rumah di Prefektur Fukushima dikabarkan hancur lebur.

Gempa berkekuatan 8,9 skala richter (SR) tersebut juga menyebabkan 741 warga dilaporkan hilang di sembilan prefektur di timur laut dan timur Jepang, termasuk Tokyo.

Di Prefektur Iwate, wilayah pesisir kota Rikuzentakata tampak hancur lebur oleh gelombang tsunami. Sementara pihak badan penanggulangan bencana Jepang dilaporkan tidak dapat menghubungi warga disana, demikian diberitakan Associated Press, Sabtu (12/3/2011)

Jumlah korban hingga kini belum dapat dipastikan. Meski pemerintah mengkonfirmasikan 185 orang tewas pada hari ini, kepolisian prefektur Miyagi mengaku menemukan 200 hingga 300 jasad dari warga yang tersapu oleh tsunami.

Sementara sekira 3.000 warga di Prefektur Fukushima terpaksa dievakuasi setelah reaktor milik Tokyo Electric Power dilaporkan mengalami kebocoran. Evakuasi ini dilakukan kepada warga yang tinggal sekira 3 kilometer dari reaktor nuklir tersebut
http://www.flucard.blogspot.com

Tidak ada komentar: