PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melalui anak usahanya, PT Bakrie Metal Industries, bersama-sama dengan PT Gunanusa Utama Fabricators menjalin kerja sama bisnis dengan Batterjee Holding Company, sebuah perusahaan terkemuka di Saudi Arabia, membangun pelataran anjungan dan fabrikasinya (fabrication yard) untuk keperluan eksplorasi migas di lepas pantai negara-negara kawasan Timur Tengah.
Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk, Bobby Gafur Umar, kepada wartawan di Jakarta, kemarin, menjelaskan bahwa naskah kesepakatan untuk mewujudkan kerja sama usaha tersebut sudah ditandatangani. “Benar, naskah MOU-nya sudah ditandatangani di Saudi Arabia, 12 Maret lalu,” kata Bobby.
Bobby bersama Komisaris Utama PT Bakrie & Brothers Tbk Irwan Syarkawi, mendampingi Direktur Keuangan / Chief Financial Oficer PT Bakrie & Brothers Tbk, Eddy Soeparno menandatangani MOU tersebut. Bobby menjelaskan kebutuhan akan pekerjaan konstruksi dan fabrikasi untuk anjungan lepas pantai di negara-negara Timur Tengah, khususnya Saudi Arabia, sangat besar. Tetapi, negara-negara kaya minyak tersebut, justru selama ini sangat tergantung oleh kemampuan negara-negara di luar kawasan itu untuk memenuhi kebutuhannya. “PT Bakrie & Brothers Tbk dan PT Gunanusa Utama Fabricators memiliki pengalaman yang luas sebagai pengembang dan fabrikator anjungan-anjungan atau platform dan yard untuk kebutuhan eksplorasi migas lepas pantai,” ujarnya.
Berbekal kemampuan rekayasa dan industri tersebut, bersama-sama dengan Batterjee Holding Company dari Saudi Arabia, Bakrie dan Gunanusa kemudian menjajaki peluang bisnis di kawasan Timur Tengah. Bobby menjelaskan, sektor migas di kawasan Timur Tengah memiliki potensi sangat besar bagi sektor konstruksi dan fabrikasi. Kemampuan negara-negara di kawasan ini dalam mengelola perekonomian mereka dengan tata kelola yang baik, tidak saja menolong mereka melampaui krisis ekonomi global dengan baik, tapi juga memungkinkan mereka melakukan investasi di bidang infrastruktur, termasuk migas.
Sebagai contoh, saat ini investasi yang telah dikucurkan untuk proyek-proyek infrastruktur di kawasan Timur Tengah mencapai US$2,5 triliun dolar. Peluang yang sangat menjanjikan ini akan terus tumbuh di masa depan untuk berbagai proyek infrastruktur, terutama sejak Saudi Arabia memutuskan mengucurkan dana segar untuk berbagai macam proyek migas, termasuk di antaranya anjungan lepas pantai, oil platform, offshore receiving terminal dengan nilai investasi hingga 400 miliar dolar AS. Investasi di bidang migas yang besar ini sejalan dengan rencana induk dan strategi pengembangan migas Saudi Arabia, terutama pada rencana pemanfaatan cadangan gas mereka melalui kegiatan ekspansi sehingga diharapkan bisa mencapai 230 tcf guna memenuhi kebutuhan global akan gas.
Kegiatan konstruksi dan fabrikasi di Saudi Arabia ini juga merupakan suatu langkah strategis yang telah dipersiapkan cukup lama untukdapat memanfaatkan fluktuasi kenaikan harga minyak bumi yang diperkirakan akan terus meningkat hingga 3-5 tahun mendatang. Secara umum setiap menaikan US$10 atas minyak bumi, setara dengan penambahan tingkatan pengembalian investasi (IRR) sebesar 2%. “Mereka punya uang untuk konstruksi dan modal kerja serta lokasinya, kita datang dengan membawa pengalaman, pengetahuan dan keahlian dalam memproduksi,” kata Bobby.
Jauh sebelum bertransformasi dan berkembang menjadi perusahaan investasi, PT Bakrie & Brothers Tbk sendiri melalui beberapa unit usaha yang bergerak di bidang infrastruktur sebenarnya telah memiliki pengalaman yang luas dalam membangun infrastruktur-infrastruktureksplorasi migas lepas pantai. Sejak beberapa tahun silam, melalui unit usahanya ketika itu, PT Trans Bakrie, perusahaan ini telah menyelesaikan konstruksi dan pengembangan anjungan produksi migas lepas pantai pesanan sejumlah negara. Kemudian, PT Bakrie Construction juga menerima banyak pesanan produk-produk pendukung produksi migas lepas pantai. Beberapa produsen migas atau Perusahaan Kontraktor Bagi Hasil Pertamina di dalam negeri seperti Unocal, YPF Maxus Southeast Sumatera Inc, Total Indonesie, PT Caltex Pacific Indonesia (kini menjadi PT Chevron Pacific Indonesia), dan lain-lain, juga telah sejak lama menggunakan hasil produksi PT Bakrie Construction.
Dengan PT Gunanusa Utama Fabricators, kerja sama juga sudah terjalin sejak lama. Keduanya beberapa kali pernah secara bersama-sama mengembangkan perekayasaan dan produksi fabrikasi anjungan produksi migas lepas pantai untuk beberapa produsen migas di dalam dan luar negeri.
Dengan reputasinya di bidang yang sama, PT Gunanusa Utama Fabricators dipercaya melakukan pekerjaan-pekerjaan konstruksi dan fabrikasi produk-produk sejenis. Saat ini, PT Gunanusa Utama Fabricators sedang terlibat dalam berbagai pekerjaan konstruksi dan fabrikasi di dalam dan luar negeri, di antaranya proyek ICP-R Process Platform untuk Oil and Natural Gas Corporation Limited (ONGC), sebuah perusahaan migas terkemuka di India.
Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk, Bobby Gafur Umar, kepada wartawan di Jakarta, kemarin, menjelaskan bahwa naskah kesepakatan untuk mewujudkan kerja sama usaha tersebut sudah ditandatangani. “Benar, naskah MOU-nya sudah ditandatangani di Saudi Arabia, 12 Maret lalu,” kata Bobby.
Bobby bersama Komisaris Utama PT Bakrie & Brothers Tbk Irwan Syarkawi, mendampingi Direktur Keuangan / Chief Financial Oficer PT Bakrie & Brothers Tbk, Eddy Soeparno menandatangani MOU tersebut. Bobby menjelaskan kebutuhan akan pekerjaan konstruksi dan fabrikasi untuk anjungan lepas pantai di negara-negara Timur Tengah, khususnya Saudi Arabia, sangat besar. Tetapi, negara-negara kaya minyak tersebut, justru selama ini sangat tergantung oleh kemampuan negara-negara di luar kawasan itu untuk memenuhi kebutuhannya. “PT Bakrie & Brothers Tbk dan PT Gunanusa Utama Fabricators memiliki pengalaman yang luas sebagai pengembang dan fabrikator anjungan-anjungan atau platform dan yard untuk kebutuhan eksplorasi migas lepas pantai,” ujarnya.
Berbekal kemampuan rekayasa dan industri tersebut, bersama-sama dengan Batterjee Holding Company dari Saudi Arabia, Bakrie dan Gunanusa kemudian menjajaki peluang bisnis di kawasan Timur Tengah. Bobby menjelaskan, sektor migas di kawasan Timur Tengah memiliki potensi sangat besar bagi sektor konstruksi dan fabrikasi. Kemampuan negara-negara di kawasan ini dalam mengelola perekonomian mereka dengan tata kelola yang baik, tidak saja menolong mereka melampaui krisis ekonomi global dengan baik, tapi juga memungkinkan mereka melakukan investasi di bidang infrastruktur, termasuk migas.
Sebagai contoh, saat ini investasi yang telah dikucurkan untuk proyek-proyek infrastruktur di kawasan Timur Tengah mencapai US$2,5 triliun dolar. Peluang yang sangat menjanjikan ini akan terus tumbuh di masa depan untuk berbagai proyek infrastruktur, terutama sejak Saudi Arabia memutuskan mengucurkan dana segar untuk berbagai macam proyek migas, termasuk di antaranya anjungan lepas pantai, oil platform, offshore receiving terminal dengan nilai investasi hingga 400 miliar dolar AS. Investasi di bidang migas yang besar ini sejalan dengan rencana induk dan strategi pengembangan migas Saudi Arabia, terutama pada rencana pemanfaatan cadangan gas mereka melalui kegiatan ekspansi sehingga diharapkan bisa mencapai 230 tcf guna memenuhi kebutuhan global akan gas.
Kegiatan konstruksi dan fabrikasi di Saudi Arabia ini juga merupakan suatu langkah strategis yang telah dipersiapkan cukup lama untukdapat memanfaatkan fluktuasi kenaikan harga minyak bumi yang diperkirakan akan terus meningkat hingga 3-5 tahun mendatang. Secara umum setiap menaikan US$10 atas minyak bumi, setara dengan penambahan tingkatan pengembalian investasi (IRR) sebesar 2%. “Mereka punya uang untuk konstruksi dan modal kerja serta lokasinya, kita datang dengan membawa pengalaman, pengetahuan dan keahlian dalam memproduksi,” kata Bobby.
Jauh sebelum bertransformasi dan berkembang menjadi perusahaan investasi, PT Bakrie & Brothers Tbk sendiri melalui beberapa unit usaha yang bergerak di bidang infrastruktur sebenarnya telah memiliki pengalaman yang luas dalam membangun infrastruktur-infrastruktureksplorasi migas lepas pantai. Sejak beberapa tahun silam, melalui unit usahanya ketika itu, PT Trans Bakrie, perusahaan ini telah menyelesaikan konstruksi dan pengembangan anjungan produksi migas lepas pantai pesanan sejumlah negara. Kemudian, PT Bakrie Construction juga menerima banyak pesanan produk-produk pendukung produksi migas lepas pantai. Beberapa produsen migas atau Perusahaan Kontraktor Bagi Hasil Pertamina di dalam negeri seperti Unocal, YPF Maxus Southeast Sumatera Inc, Total Indonesie, PT Caltex Pacific Indonesia (kini menjadi PT Chevron Pacific Indonesia), dan lain-lain, juga telah sejak lama menggunakan hasil produksi PT Bakrie Construction.
Dengan PT Gunanusa Utama Fabricators, kerja sama juga sudah terjalin sejak lama. Keduanya beberapa kali pernah secara bersama-sama mengembangkan perekayasaan dan produksi fabrikasi anjungan produksi migas lepas pantai untuk beberapa produsen migas di dalam dan luar negeri.
Dengan reputasinya di bidang yang sama, PT Gunanusa Utama Fabricators dipercaya melakukan pekerjaan-pekerjaan konstruksi dan fabrikasi produk-produk sejenis. Saat ini, PT Gunanusa Utama Fabricators sedang terlibat dalam berbagai pekerjaan konstruksi dan fabrikasi di dalam dan luar negeri, di antaranya proyek ICP-R Process Platform untuk Oil and Natural Gas Corporation Limited (ONGC), sebuah perusahaan migas terkemuka di India.
http://www.flucard.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar